Menteri ESDM Ignasius Jonan (kedua kiri) dibantu CEO Garasindo Group Muhammad Al Abdullah (kanan) melepaskan helm seusai mencoba motor listrik Gesits (Garasindo Electric Scooter ITS) di Kementerian ESDM, Jakarta, 19 Oktober 2017. ANTARA
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan dalam acara "2017 Asia Pacific Interfaith Youth Peace Camp" mengatakan pemerintah tidak akan menghapus keberadaan kendaraan berbahan bakar bensin atau fosil ketika nanti mobil listrik mulai banyak beroperasi.
Jonan mengatakan keberadaan mobil listrik nantinya akan tersedia agar masyarakat bisa mendapat banyak pilihan dalam penggunaan kendaraan. "Enggak dihapus. Diharapkan dua-duanya jalan (kendaraan listrik dan berbahan bakar fosil). Ini kan pilihan," katanya, Jumat 15 Desember 2017.
Baca: Mitsubishi Dukung Pemerintah Indonesia Kembangkan Mobil Listrik
Mantan menteri perhubungan itu menuturkan Indonesia saat ini masih terus menggodok kebijakan untuk mendorong komersialisasi dan industri mobil listrik di dalam negeri. "Kita belum apa-apa. Bapak Presiden sendiri berharap mayoritas kendaraan listrik itu ya 2040," katanya.
Pemerintah Indonesia yang sedang mendorong pengembangan kendaraan listrik sebagai bagian dari strategi untuk mengurangi emisi CO2. Langkah yang akan diambil pemerintah adalah eksplorasi berbagai kebijakan baru dan program insentif guna mendorong penggunaan kendaraan listrik bagi pengemudi dan produsen. Sebelumnya, Mitsubishi Motors Corporation (MMC) mengumumkan penandatanganan nota kesepahaman dengan pemerintah Indonesia terkait pengembangan, penggunaan dan ketersediaan mobil listrik di Indonesia.
Baca: Mobil Listrik Nissan Leaf Siap Dibawa ke Indonesia, Ini Syaratnya
Mitsubishi Motors berperan langsung terhadap transisi menuju era ekonomi rendah karbon (low carbon economy) di Indonesia dengan menyediakan 10 kendaraan listrik, antara lain delapan unit SUV Outlander PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle) dan dua unit kendaraan listrik murni i-MiEV, serta empat unit pengisian daya (charging units) kepada Kementerian Perindustrian dan berbagai organisasi lainnya termasuk universitas/perguruan tingginNasional dan lembaga penelitian. Perusahaan otomotif asal Jepang itu juga akan melakukan studi bersama untuk menguji efisiensi penggunaan mobil listrik di Indonesia.