TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah rumah yang dijadikan pabrik oli palsu di Perumahan Bumi Bekasi Baru Jembatan 17, Bojongmenteng, Kecamatan Rawalumbu, digerebek Kepolisian Resor Metro Bekasi Kota, Selasa, 23 Januari 2018. Yang mencengangkan, pelaku bisa meraup penjualan hingga ratusan juta per bulan. Pelaku mengemas oli palsu mirip dengan aslinya.

Kepala Mekanik Honda Berdikari Motor Tangerang Selatan Muhammad Fikri menjelaskan, cara paling mudah membedakan oli asli dan oli palsu adalah melihat kode produksi pabrikan dan kode satuan unit yang terdapat pada kemasan.

Baca: Ingin Motor Custom Jokowi tapi Kantong Pas-pasan, Ini Solusinya

“Lihat dari kemasannya, kalau yang asli ada kodenya di bagian tutup botol sama di bawahnya. Kodenya harus sama di tutup botol sama di bawahnya. Selain itu, di bagian bawah botol ada kode produksi pabrik,” ujar Fikri saat ditemui Tempo pada Rabu, 24 Januari 2018.

Fikri menambahkan, oli palsu biasanya hanya memiliki satu kode produksi atau tidak memiliki kode produksi sama sekali.

Cara lain untuk membedakan oli asli dan palsu, menurut dia, adalah melihat kekentalan cairan oli tersebut. Fikri menyebut oli asli cenderung lebih cair ketimbang oli palsu. “Fisiknya juga beda. Bedanya dari daya kekentalan, kalau yang asli itu lebih cair sedikit,” katanya.

Selain itu, perbedaan dapat dilihat dari segi warna. Menurut dia, oli palsu cenderung berwarna gelap atau kehitaman, sedangkan oli asli akan berwarna agak kuning.

Baca: Grab Minta Polisi Buru Sindikat Fake GPS yang Merugikan Pengemudi

“Kalau warna yang asli, lebih kekuningan. Kalau yang palsu, lebih hitam. Karena oli palsu kan biasanya oli bekas yang disaring ulang, terus disuling lagi supaya seperti baru,” tutur Fikri.