![](https://statik.tempo.co/data/2018/01/27/id_679905/679905_720.jpg)
Sujamta, pemilik lapak Jaguar Motor melayani konsumen yang sedang mencari onderdil Jap Style yang sedang tren di Pasar Klitikan Yogyakarta, Sabtu 27 Januari 2018. TEMPO/Pribadi Wicaksono
TEMPO.CO, Yogyakarta - Pasar Klitikan atau Pasar Pakuncen dulunya terkenal dengan pasar yang memperjual belikan barang hasil curian. Sujamta, 41 tahun, pemilik lapak onderdil motor Jaguar Motor yang sudah 20 tahun berjualan di Pasar Klitikan itu mengaku memiliki trik khusus guna menandai apakah onderdil yang ditawarkan padanya hasil curian atau bukan.
"Yang paling mudah ditandai dari cara jualnya, biasanya onderdil brodolan (ketengan) hasil curian itu akan dijual sepaket," ujar Sujamta.
Baca: Bursa Motor Bekas di Pasar Klithikan Tawarkan Kredit DP 0 Persen
Misalnya saja jika orang itu tak hanya menjual shock, tapi sekaligus cakram dan stangnya. Atau bagian komponen lain yang lebih dari satu tapi masih berkaitan. Seperti bodi dengan lampu dan kap. "Barang curian itu juga ditawar berapapun akan diberikan secara gampang, prinsip mereka asal laku cepat," ujarnya.
Onderdil curian juga disebut kondisinya relatif lebih mulus dari barang bukan curian. "Kalau penjual barang bukan curiab kebanyakan jual ada lecet lecet pemakaian," ujarnya.
Baca: Begini Cara Pasar Klitikan Ubah Image Jual Barang Curian
Sujamta juga mengaku paham dengan gerak gerik orang yang biasa membrodoli kendaraan untuk dijual di Pasar Klitikan. "Orang yang jual onderdil malingan cara bicara dan menjualnya beda, misalnya saat ditanya kondisi barang, dia jawabnya seadanya," ujarnya.