Mukiat Sutikno, Vice President Director PT Hyundai Mobil Indonesia saat peluncuran Grand Avega dan New Sonata di Indonesia International Motor Show 2011 (Dok. HMI)
GOOTO.COM, Jakarta - Presiden Direktur PT Hyundai Mobil Indonesia (HMI) Mukiat Sutikno mengatakan pihaknya berencana untuk merambah ke pasar mobil segmen bawah untuk dapat bersaing dengan produk Cina.
"Memang kalau untuk bersaing di low segment, kami sekarang ini belum ada. Mungkin dalam 1-2 tahun lagi," ujar dia dalam gelaran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2018 di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Kamis, 19 April 2018.
Hal tersebut dilakukan lantaran saat ini ia menyebut mobil produk Cina lebih menargetkan segmen bawah. Ia pun mengatakan saat ini Hyundai sudah memiliki beberapa produk yang masih dalam tahap pengembangan untuk dijual ke segmen bawah. Namun, ia masih enggan menyebutkan nama-nama produk tersebut.
Baca: Mobil H-1 Jadi Produk Terlaris Merek Hyundai
Menurut Mukiat, produk-produk itu harus dirakit di Indonesia. Sehingga nantinya produk tersebut akan memiliki harga yang kompetitif.
"Dijualnya sekitar Rp 150 juta ke bawah," tutur Mukiat.
Mukiat memberi contoh mobil Hyundai untuk segmen bawah yang sempat dijual di India, Santro, yang pernah dihentikan produksinya. Namun, Mukiat menyebut kalau Hyundai saat ini sedang mengembangkan kembali tipe Santro untuk bermain di segmen bawah.
Baca: Hyundai Akan Bangun Pabrik di Indonesia
Seperti diketahui sebelumnya, merek mobil pabrikan asal Cina, Wuling, mengalahkan Hyundai dalam daftar 10 merek terlaris 2017 yang dikeluarkan oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).
Wuling, yang baru masuk ke pasar Indonesia pada pertengahan Agustus 2017, berada pada posisi kesepuluh dalam daftar tersebut dengan penjualan 2.20 unit hingga akhir tahun. Sementara mobil pabrikan Korea seperti Hyundai dan Kia tidak masuk dalam daftar tersebut.
Menurut Mukiat, satu-satunya cara untuk meningkatkan volume penjualan adalah dengan memasuki pasar segmen bawah. Karena, segmen tersebut selalu paling gemuk dalam konteks volume penjualan.
"Bukan cuma di indonesia, di pasar manapun untuk segmen bawah itu paling gemuk," tutur Mukiat