90 perkejaan operasional di pabrik Suzuki Cikarang dikerjakan robot canggih. Total terdapat 217 robot untuk memproduksi mobil, mesin, dan transmisi. Meski didominasi robot, pabrik ini menyerap 1.290 pekerja. 19 Februari 2018. TEMPO/Wawan Priyanto.
GOOTO.COM, Jakarta - PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) menilai pelemahan rupiah dalam jangka panjang justru dapat menjadi momentum untuk mendorong lokalisasi. Namun perlu diperhitungkan strategi pabrikan untuk perluasan pasar.
"Penguatan pasar domestik merupakan kunci mengatasi masalah kurs," kata General Manager Strategic Planning Department SIS Ryohei Uchiki kepada Bisnis, Rabu, 30 Mei 2018.
Baca: Kurs Dolar Naik, Ini Harapan Pelaku Industri Otomotif
Serupa dengan pabrikan lain, SIS tidak memiliki rencana menaikkan harga kendaraan karena pelemahan nilai tukar rupiah. Uchiki menuturkan rasio lokalisasi Suzuki telah mencapai 80 persen, sehingga hal tersebut tidak mempengaruhi kinerja perusahaan.
Ke depan, SIS akan terus meningkatkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Kerja sama dengan banyak vendor akan terus didorong. "Di luar itu, kondisi pasar Indonesia saat ini sudah jauh lebih kuat, sehingga kami yakin fluktuasi kurs pasti bisa teratasi," ucapnya.
Baca: Rupiah Anjlok, Piaggio Belum Akan Naikan Harga
Keyakinan itu muncul dari berkaca pada kondisi 20 tahun lalu. Saat itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat naik hingga lebih dari delapan kali lipat.
Rupiah bergerak melemah ke level di bawah Rp 14 ribu per dolar Amerika Serikat sejak pekan kedua bulan ini.