Harley Davidson seri MF-50 50 cc produksi tahun 1965. Tempo/Pribadi Wicaksono
GOOTO.COM, Yogyakarta - Harley Davidson dan sejumlah motor lawas hadir mewarnai perhelatan Indonesia Heritage Motorcycles 2018 yang digelar di Komplek Candi Prambanan, Sabtu 21 Juli 2018. Mereka berasal dari seluruh penjuru Indonesia seperti Bali, Lombok, Kalimantan, Jakarta, Semarang, Solo, dan kota lainnya.
Dalam perhelatan yang digelar komunitas Vintage Harley Davidson Enthusiast of Indonesia itu, setidaknya terdapat 250 motor klasik terutama dari Harley Davidson keluaran tahun 1903- 1984. Pantauan Tempo, sedikitnya ada tiga motor Harley klasik yang mencuri perhatian pengunjung event itu.
Baca: Harley Davidson Ini Harganya Setara 5 Unit Mobil Mewah
Pertama, motor tertua yang hadir di event itu yakni Harley seri 5 atau generasi kelima yang diproduksi Harley Davidson pada tahun 1908. Sepintas seri 5 ini mirip sebuah sepeda karena ada pedal di dua sisinya untuk mengayuh guna menghidupkan mesinnya. Sistem penggerak motor Seri 5 yang menjadi cikal bakal Harley seri big twin atau berkapasitas besar ini belum menggunakan transmisi melainkan lewat sebuah belt atau sejenis sabuk, seperti atau semi matic.Harley Davidson Seri 5 produksi tahun 1908. Tempo/Pribadi Wicaksono
Harley yang dimiliki komunitas dokter pecinta Harley Davidson Meddocs itu telah direstorasi. “Di Indonesia hanya ada satu ini untuk Seri 5 keluaran 1908, pernah ditawar harganya di atas Rp 500 juta, seharga Harley baru, tapi tidak diberikan,” ujar Ketua Panitia Indonesia Heritage Motorcycles 2018 Fahad Ilhamsyah ditemui Tempo Sabtu 21 Juli 2018.
Baca: Harley-Davidson Buka Pabrik di Thailand Akhir 2018
Selain seri 5, ada juga Harley 50 cc atau dikenal MF-50. Jenisnya mirip motor pedal atau mopet, mesin lebih simple, mirip konstruksi sepeda motor keluaran Jerman atau Eropa di masa silam. Adapun Harley 50 cc ini cukup langka karena saat diproduksi tahun 1965-1968-an silam tak terlalu laku di pasar dan dihentikan produksinya.
Harley Davidson JD-1923 diproduksi masa perang dunia pertama. Tempo/Pribadi Wicaksono
Yang ketiga, ada juga Harley Davidson seri JD 1923 yang diproduksi saat masa perang dunia pertama. Harley ini berpenampilan garang dan terawang dengan side car di sisinya. Fahad menuturkan perbedaan mencolok Harley keluaran sebelum dan setelah tahun 1984 perbedaannya cukup mencolok. Untuk seri lawas biasanya kopling masih ada di kaki serta perseneling berbentuk tongkat. Saat dikendarai tangan kanan dan kiri pengendara juga harus selalu aktif untuk mengatur kendali gas dan titik pengapian. Berbeda dengan keluaran di atas tahun 1984 yang mulai banyak sistemelektriknya.
Dalam event itu, sebanyak 250 pengendara Harley Davidson klasik akan mengikuti pemecahan rekor MURI dengan menggunakan surjan menuju Tebing Breksi.