Viar Q1 didukung teknologi dari Bosch, Jerman, yang diaplikasikan pada beberapa produsen sepeda motor listrik di dunia. Viar Q1 diklaim mampu melesat hingga 60 kilometer per jam dengan tenaga masksimum motor Bosch mencapai 800 Watts. Jarak tempun motor ini diklaim hingga sejauh 60 kilometer dengan waktu isi ulang (hingga penuh) 5 jam. viarmotor.com
GOOTO.COM, Jakarta - PT Triangle Motorindo atau Viar Indonesia tengah melakukan studi swap baterai bagi sepeda motor listrik sebagai pengembangan dari Viar Q1. Direktur Marketing PT Triangle Motorindo Sutjipto Atmodjo, mengatakan pihaknya telah melakukan studi terkait swap baterai sejak 2—3 bulan lalu, dan belum bisa diprediksi waktu studi tersebut akan selesai. “Belum bisa kami prediksi karena karakter orang Indonesia bervariasi,” kata Sutjipto di Jakarta, Minggu 26 Agustus 2018.
Dia menjelaskan, terdapat beberapa hal yang sedang dipelajari oleh perusahaan terkait dengan swap baterai yang akan diterapkan perusahaan di dalam negeri dan digunakan oleh konsumen sepeda motor listrik Viar.
Baca: Model Baterai New Viar Q1 Baru, Jangkauan 90 Kilometer
Pertama, contohnya adalah mengenai sistem yang cocok digunakan di Indonesia. Saat ini, lanjutnya banyak sistem swap baterai yang berkembang di luar negeri. Akan tetapi, sistem itu tidak bisa serta-merta diadopsi di Indoensia karena karakter konsumen antarnegera memiliki perbedaan.
Sistem swap baterai yang bisa dicontoh dari sistem yang ada di luar negeri hanya garis besarnya saja, seperti tempat swap baterai. Secara lebih detail, sistem yang sudah berkembang di negara lain tidak akan bisa diterapkan.
Motor listrik viar, new Q1 dan new Pulse di ajang GIIAS 2018, Rabu 8 Agustus 2018. TEMPO/Wisnu Andebar
Kedua, pihaknya juga tengah mencari untuk mengetahui seberapa detail data yang akan dimasukkan ke dalam baterai kendaraan bermotor roda dua listrik yang dimiliki oleh konsumen. Menurutnya, baterai yang digunakan pada sepeda motor listrik dan akan di-swap perlu dikontrol agar tidak acak-acakan terkait penggunaannya.
“Kalau kita mengembangkan baterai, bisa di-swap di mana-mana, berarti kita memerlukan data dari baterai itu. Kan kita tidak bisa [penggunaannya] diacak-acak, jadi berantakan dan tidak terkontrol, perlu dikontrol,” katanya.
Baca: GIIAS 2018: Viar E-Cross, Harga Dan Torsinya Setara Motorsport 250
Ketiga, terkait dengan harga yang akan dikenakan terhadap pengguna kendaraan listrik. Saat ini, dia menuturkan baterai lithium pada sepeda motor listrik yang digunakan bisa lebih mahal dua hingga tiga kali lipat dibandingkan dengan baterai yang digunakan pada sepeda listrik.
Menurutnya, semakin besar kapasitas baterai yang digunakan, maka akan semakin mahal harga yang ditawarkan ke konsumen. Saat ini terdapat banyak opsi terkait dengan swap baterai, salah satunya adalah rental. “Masih dipelajari, banyak opsi, ada rental,” katanya.
Saat ini, dia menjelaskan, produksi sepeda motor listrik Viar Q1 masih berada pada kisaran 100—200 unit sebulan. Perusahaan, lanjutnya masih menunggu peraturan presiden terkait percepatan pengembangan kendaraan listrik yang belum juga dikeluarkan oleh pemerintah.