SUV Nissan Terra menjadi pendatang baru dalam pameran otomotif GIIAS 2018 di ICE BSD City, Tangerang, Kamis, 2 Agustus 2018. SUV ini memiliki dimensi panjang 4.885 milimeter (mm), lebar 1.865 mm, tinggi 1.835 mm, dan ground clearance 225 mm. TEMPO/Amston Probel
GOOTO.COM, Jakarta - Periode buruk bagi Nissan Motor Indonesia belum berakhir. Penjualan mereka di Indonesia terus meredup sepanjang dua tahun terakhir. Total hanya 4.813 unit produk Nissan yang tercatat dikirim ke dealer (wholesaler) pada enam bulan pertama 2018, jeblok 47,4 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Angka penjualan mereka bahkan jauh terlewati oleh pencapaian Wuling Motors Indonesia, pabrikan mobil merek Cina yang resmi berjualan tahun lalu setelah membangun pabrik pada 2015.
Senior Vice President Sales and Marketing Nissan Asia-Pasifik, Vincent P. Wijnen, tak mau menyerah menatap meredupnya penjualan Nissan dua tahun terakhir. Pasar otomotif dunia, kata dia, memang melambat akibat gejolak perekonomian global.
Baca: Adu Spek New Nissan Terra dan Toyota Fortuner, Siapa Unggul?
Ditemui Ghoida Rahmah dari Tempo di kawasan SCBD Jakarta, bulan lalu, Wijnen menegaskan Indonesia merupakan pasar terpenting bagi Nissan. “Di masa depan, kami melihat Indonesia akan menjadi pasar terbesar kami,” kata dia. Nissan pun mengakhiri dua tahun masa paceklik produk baru dengan merilis Nissan Terra bulan lalu. Berikut ini petikan wawancaranya.
Penjualan Nissan terus merosot, tapi produk baru baru keluar setelah dua tahun. Apakah tidak terlambat?
Tidak pernah ada kata terlambat. Kalau terlalu terlambat, kami berhenti. Kami merencanakan setiap produk kami sejak lama dan tetap ingin hadir di seluruh pasar tanpa kecuali.
Seberapa besar potensi memperbesar pasar Nissan di Indonesia?
Indonesia memiliki populasi penduduk yang besar. Perekonomiannya juga masih tumbuh. Populasi penduduk muda di negara ini juga tumbuh sangat cepat. Peluang pertumbuhan kelas menengah, juga urbanisasinya, masih tinggi. Di masa depan, kami melihat Indonesia akan menjadi pasar terbesar kami. Sekarang mungkin masih langkah awal. Begitu pula dengan Thailand dan Filipina.
Tapi saat ini Nissan justru kalah bersaing dibanding pabrikan lain….
Kami memiliki strategi sendiri. Menurut kami, jika strategi ditentukan oleh strategi pesaing, Anda tidak akan menang. Contohnya, ketika kami mengembangkan NIM dan mobil listrik, tidak disangka ini diikuti oleh Toyota dan Honda. Kami tidak meniru strategi mereka. Kami berfokus pada strategi untuk produk kami.
Baca: Meluncur di Semarang, Pesanan Nissan Terra Diklaim Melonjak
Nissan juga kini tergeser oleh merek mobil Cina. Bagaimana menurut Anda?
Semakin banyak pemain pun tak jadi masalah, justru semakin baik, karena kebutuhan dunia ini berubah cepat. Kami pun tahu beberapa merek di Indonesia tumbuh sangat kuat, banyak merek lain yang datang dan pergi. Tapi kami percaya kemampuan kami di sini. Asalkan kami membawa produk yang tepat, kami bisa tumbuh karena pasarnya memang masih besar dan ada banyak ruang
Lalu, bagaimana cara memperbesar pasar di Indonesia?
Kami melihat peluang dari perkembangan digitalisasi yang begitu hebat. Tapi kami juga menyadari produk dengan teknologi canggih saja tidak cukup, perlu jaringan dealer yang lebih luas serta pemahaman lebih baik lagi tentang teknologi masa depan Nissan. Kemacetan dan polusi udara juga menjadi tantangan. Ini akan menjadi pertimbangan kami untuk memutuskan apa yang harus kami lakukan. Kami ingin menyediakan produk-produk yang bisa menyelesaikan masalah tersebut. Kami sedang menuju ke sana.
Maksud Anda, Nissan akan menggarap pasar mobil listrik?
Ya. Kami akan bergerak lebih advancelagi ke level elektrifikasi yang lebih tinggi. Sebenarnya fitur-fitur teknologi terbaru dan sistem otomatis secara progresif sudah kami terapkan di produk kami. Kami masih mempelajari pasar mobil listrik di sini. Mobil listrik membutuhkan infrastruktur, misalnya charging stopdi area publik. Keberadaannya bergantung pada kebijakan pemerintah.
Baca: Harga Nissan Terra Disebut Kompetitif, Tantang Toyota Fortuner
Seperti apa kebutuhan mobil di masa mendatang?
Kami melihat tren mobil yang bisa menawarkan kenyamanan dan kecepatan secara bersamaan. Permintaan pasar di semua negara pun hampir sama, LCGC yang tetap membutuhkan intelligent safety.
Ada rencana menambah investasi di Asia-Pasifik, termasuk Indonesia?
Tentu ada. Kami berencana meluncurkan lima hingga enam model baru, yang lebih dulu akan dilakukan di Thailand dan Filipina. Nilainya berapa, tidak bisa kami sebutkan. Tapi, yang pasti, ini investasi besar. Sebab, kami menyiapkan seluruh aspeknya, mulai dari manufaktur hingga jaringan penjualannya.
==========
Vincent P. Wijnen
Lahir
Belanda, 14 April 1964
Pendidikan
- Sarjana Pemasaran Instituut voor de Autohandel Driebergen, Belanda (1984) –
Karier
- Senior Vice President Sales and Marketing Nissan Asia-Pasifik (2017-sekarang)
- Vice President Aftersales, Quality, and Training Nissan International (2013-2017)
- Managing Director Nissan Center Eropa (2011-2013)
- Vice President Marketing Nisan International (2009-2011)
*) Artikel ini telah dimuat di Koran Tempo edisi 3 September 2018.