Eri Ashari, pecinta dan perajin Vespa Limbah Kayu asal Padalarang Jawa Barat saat ditemui di Indonesia Scooter Festival 2018 di Yogya 22-23 September 2018. TEMPO/Pribadi Wicaksono
GOOTO.COM, Yogyakarta - Eri Ashari (37 tahun) perajin Vespa dari limbah kayu pensil asal Padalarang, Bandung Barat, Jawa Barat, yang sempat menggegerkan publik otomotif saat ini telah mengerjakan proyek lain.
Eri sebelumnya membuat geger karena Vespa limbah kayu miliknya ditawar seorang pebisnis dan kolektor seni asal Venezuela, Lapo Elkann yang berjuluk Scooter Dad senilai 130 ribu euro atau sekitar Rp 1,9 miliar.
Vespa limbah pensil itu berhasil membuat penasaran para pengunjung Indonesia Scooter Festival (ISF) 2018 di Yogyakarta yang dihelat dua hari, 22-23 September 2018.
Baca: Vespa Limbah Pensil Ini Ditawar Kolektor Venezuela Rp 1,9 Miliar
“Setelah Vespa limbah pensil ini saya sedang merampungkan proyek Vespa yang terbuat dari tusuk gigi,” ujar Eri saat ditemui di sela kegiatan ISF, Minggu, 23 September 2018.
Pria yang kesehariannya menyambi sebagai supir taksi online itu mengungkapkan tertarik menggunakan tusuk gigi sebagai bahan utama membangun dan merangkai Vespa karena menurutnya bakal unik.
Eri memperkirakan untuk proyek baru Vespa tusuk gigi ini ia bakal butuh satu truk bahan tusuk gigi dengan lama pengerjaan hampir 3 tahun juga. Saat ini proyek itu sudah dimulai dan baru selesai 5 persennya.
Baca: Vespa Gibran Anak Jokowi Ikut Kontes Indonesia Scooter Festival 2018
“Modelnya untuk Vespa tusuk gigi ini three wheeler, atau roda tiga,” ujarnya.
Eri mengatakan, dalam bekerja membangun Vespa berbahan limbah pensil ini ia masih melakukannya semua sendirian.Hobi yang akhirnya jadi pekerjaan itu membuatnya santai di sela kesehariannya menjadi supir taksi online.
“Semua yang saya kerjakan handmade,makanya lama,” ujar Eri yang saat ini juga menerima pesanan pelapisan bodi Vespa dengan bahan limbah pensil itu di studionya Best Wood Art di Padalarang, Jawa Barat.
Baca: Vespa VBB 1962 Ini Seumur Hidup Tak Pernah Digunakan, Masih 0 KM
Walaupun sudah membuat sejumlah Vespa menggunakan bahan-bahan yang tidak biasa, ayah dua anak itu mengaku sampai saat ini belum pernah memiliki sebuah Vespa utuh sebagai moda hariannya.
“Saya beli Vespa cuma diambil mesin dan STNK-nya untuk dipindah ke Vespa limbah kayu yang saya buat,” ujarnya.