Komunitas pemilih mobil Toyota (Toyota Owner Club) memberikan apresiasi kepada peraih 2 medali emas tenis meja putra Asian Para Games 2018, David Jacobs, di Jakarta, Sabtu, 10 November 2018. (TOC)
GOOTO.COM, Jakarta - Sebanyak 18 Komunitas pemilik mobil Toyota yang tergabung dalam Toyota Owner Club (TOC) memberikan apresiasi kepada atlet tenis meja Dian David Michael Jacobs yang berlaga di Asian Para Games 2018. Di ajang ini, David berhasil mengantongi dua medali emas di kategori tunggal dan ganda.
Prestasi David dan seluruh atlet para games Indonesia berhasil mengumpulkan total 135 medali dengan rincian 37 mendali emas, 47 medali perak, dan 51 medali perunggu. Indonesia berhasil menempati peringkat kelima klasmen umum Asian Para Games 2018.
“Berkat kerja keras dan dukungan dari seluruh masyarakat Indonesia,” kata David dalam acara Ngobrol Santai Komunitas Toyota Owner Club bersama Atlet Para Games di Bands Café. Kemayoran, Jakarta, Sabtu, 10 November 2018.
Baca: Kampanye Start Your Impossible, Toyota Komitmen Sistem Mobility Didy Soenaryadi selaku Event & Communication Manager Modifikasi.com sekaligus penyelenggara acara mengatakan bahwa momentum 10 November dapat dimanfaatkan untuk mengkampanyekan kepahlawanan di bidang olahraga, khususnya atlet Para Games. “Kami memanfaatkan ruang-ruang publik seperti media sosial dan kegiatan ini untuk menyampaukan kepada masyarakat bahwa ada lho pahlawan kontemporer Indonesia. Kami buat role model seperti David Jacobs,” kata Didy.
David yang terlahir dengan tangan kanan tidak sempurna mampu berprestasi mengharumkan Indonesia di kancah internasional. Ia lahir di Ujung Pandang, Sulawesi Selatan, 41 tahun silam. Hidupnya berpindah-pindah. Sempat mengenyam masa kanak-kanak di Manado, Sulawesi Utara, dan Batang, Jawa Tengah. Nah, saat pindah ke Batang di usia 10 tahun inilah ia mulai mengenal olah raga tenis meja. “Kebetulan di dekat rumah ada sebuah tempat yang dipakai untuk latihan tenis meja. Saya mulai ikut latihan,” ujarnya.
Bagi David, tenis meja bukan sekadar menjadi olah raga untuk mencari keringat. Tenis meja digunakannya sebagai sarana untuk mengatasi rasa minder karena memiliki keterbatasan sejak lahir. Ia mengaku sempat mengalami kesulitan di awal latihan tenis meja. Bukan karena tangan kanannya yang lemah, tapi lingkungan yang umumnya meremehkan kemampuannya.
Keterbatasan fisik itu tak lantas membuat David menyerah. Dengan tekun ia terus mengasah ketrampilannya memukul bola pingpong. Menginjak remaja, David hijrah ke Semarang. Orang tua tercinta yang terus memberikan dukungan memasukkan David ke sebuah klub tenis meja. Inilah klub tenis meja pertama David.
Baca: Toyota Fortuner Digunakan untuk Transportasi Atlet Asian Games 2018
Tak lama di Semarang, David kembali hijrah ke Ibu Kota, Jakarta, saat menginjak bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sebuah klub tenis meja di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, sempat ia lirik untuk berlatih. Sayang, keterbatasan fisik membuatnya terpental. “Saya ditolak bergabung,” ujarnya.
Hingga ia berlabuh di sebuah klub tenis meja di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Di tempat barunya ini ia berlatih dengan teman-teman yang memiliki fisik normal.
Usahanya tak sia-sia. Ia menjadi petenis meja yang disegani di Indonesia. Masuk tahun 2000, David masuk tim nasional Indonesia, bergabung dengan rekan-rekan sesama pemain tenis meja dengan fisik normal. David bertanding pada ajang SEA Games 2001, 2003, 2005, 2007, dan 2009, dengan prestasi tertinggi meraih medali perak.
Baca: 18 Klub Komunitas Pemilik Mobil Toyota Gelar Halal Bihalal
Tahun 2010 ia masuk menjadi anggota National Paralymic Committee. “Didorong teman, agar bisa berprestasi di tingkat dunia,” ujarnya.
Langkah David ini berbuah manis. Medali demi medali ia kumpulkan dari berbagai kejuaraan di tingkat internasional. David juga peraih medali perunggu di Paralympic 2012 London, emas Asian Para Games 2014 Incheon, dan emas ASEAN Para Games 2017 di Malaysia.