Ilustrasi rem cakram sepeda motor. Januari 2018. TEMPO/Wawan Priyanto
GOOTO.COM, Jakarta - Pengereman akan berbahaya jika sampai terjadi cakram hingga mengunci. Hal inilah menjadi penyebab lahirnya Anti-lock Braking System (ABS) merupakan teknologi menggunakan sensor untuk pengereman aman tanpa roda yang mengunci ketika terjadi pengereman penuh secara bertenaga baik motor atau mobil. Namun, modifikasi yang dilakukan pada bagian sistem pengereman bisa berpengaruh pada kinerja ABS.
Centra Sales Manager Bosch, Bernard Simanjuntak mengatakan, semua yang berhubungan dengan sistem pengereman kalau diubah akan berpengaruh pada ABS. Jadi kalau mau ganti part atau modifikasi harus setting dulu dengan bengkel resminya.
Baca: Tips Merawat Helm Setelah Dipakai Kehujanan
“Misalnya ganti ban, velg atau disk itu pun pengaruh sebenarnya, jadi harus ada setting ulang dibawa ke bengkel resmi,” katanya di Karawang pada Selasa, 13 November 2018.
Namun, lanjut dia, ada juga orang yang sudah berpengalaman bisa mengatur ulang sendiri, tergantung dari modifikator. “Tapi kami juga tidak bisa menjamin kalau misalnya ABS jadi tidak maksimal pada saat dimodifikasi tanpa setting di bengkel resmi,” kata Bernard.
Sistem elektronik pada ABS mampu mendeteksi kecenderungan roda yang akan mengunci dan mengurangi tekanan pada rem sedemikian rupa. Sehingga kendaraan tetap terkendali meskipun pengemudi melakukan pengereman penuh pada berbagai kondisi permukaan jalan dengan daya cengkeram bervariasi.
Baca: Ini Dampak Negatif Busi Racing Dipakai pada Mesin Standar
Tanpa ABS, ketika melakukan rem mendadak dengan kekuatan penuh, roda akan mengunci dan membuat kendaraan sulit bermanuver sehingga mobil atau motor lebih rentan tergelincir.
ABS berkontribusi dalam pencegahan kecelakaan selama lebih dari 40 tahun, membuat jalanan lebih aman bagi semua pengguna jalan. ABS juga membuat roda dapat dengan mudah menghindari flat spots yang disebabkan oleh roda terkunci dan tergelincir.