Ilustrasi foto etanol.(libgar.com)
GOOTO.COM, Jakarta - Bahan bakar etanol diestraksi dari tanaman seperti jagung, kentang,rami, gandum, barley,tebu dan banyak lainnya. Bioethanol merupakan sejenis alkohol yang ditemukan pada bir dan wine. Bahan bakar ini biasanya dijadikan zat aditif biofuel untuk bahan bakar mesin. Umumnya mobil menggunakan 25 percent etanol dan 75 percent bahan bakar bensin. Takaran tersebut yang biasanya Anda dapatkan saat mengisi bahan bakar di pom bensin.
Baca: Awas, Bahan Bakar Etanol Pekat Bisa Merusak Mesin
Di dunia produksi bahan bakar etanol untuk transportasi kendaraan telah meningkat 3 kali lipat dalam waktu 7 tahun. Indikasinya dapat terlihat dari peningkatan 17 liter pada tahun 2000 menjadi 52 miliar di tahun 2007.
Etanol digunakan secara luas di Brazil dan Amerika Serikat. Kedua negara ini memproduksi 88 percent dari sejumlah bahan bakar etanol yang diproduksi di dunia. Umumnya mobil – mobil yang dijual di Amerika Serikat dapat menggunakan bahan bakar etanol hingga 10 percent.
Keunggulan dari bahan bakar tersebut berasal dari sumber energi terbarukan, yang artinya bakar etanol tidak terbatas seperti bahan bakar fosil. Dengan menggunakan etanol, maka secara otomatis akan mengurangi ketergantungannya pada impor minyak asing, dan menekan efek harga minyak yang fluktuatif.
Peningkatan produksi etanol dalam negeri juga akan dapat lebih membuka lapangan kerja, serta untuk target jangka panjang dapat lebih menekan penggunaan bahan bakar.
Menurut Taqwa, pakar ahli otomotif. Pembakaran etanol lebih bersih daripada bahan bakar fosil, yang secara otomatis dapat mengurangi emisi gas rumah kaca, serta lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar fosil.
Baca:Harga etanol jadi menarik
Namun bahan bakar etanol memiliki beberapa kelemahan, salah satunya adalah karena bahan bakunya berasal dari tanaman pangan. Efek dari hal tersebut dapat meningkatkan harga pangan dan bahkan menyebabkan kekurangan pangan.
Serta peningkatkan dalam penggunaan bahan bakar etanol akan dapat menyebbkan kekurangan jumlah pangan yang diikuti dengan melonjaknya harga pangan dan kemungkinan akan dapat lebih meningkatkan tingkat kelaparan di dunia ini.