Ngeri-ngeri Sedap Bisnis Asuransi Mobil Bekas
Reporter: Antara
Editor: Wawan Priyanto
Kamis, 22 Agustus 2019 06:49 WIB
Suasana penjualan mobil bekas di WTC Mangga Dua, Jakarta, Senin 20 Mei 2019. Manajer Pemasaran Senior WTC Mangga Dua Herjanto Kosasih menyatakan penjualan mobil bekas menjelang mudik Lebaran 1440 H meningkat dibandingkan hari biasa pada bulan sebelumnya. Tempo/Tony Hartawan
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta -  CEO PT Asuransi Astra Rudy Chen mengatakan pasar asuransi mobil bekas lebih berisiko dan pasarnya tidak jelas seperti pada mobil baru yang tiap tahun ada prediksinya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Ada yang bilang pasar used car (mobil bekas) 2-3 kali lebih besar dari new car (mobil baru),“ katanya di sela-sela media gathering 19-21 Agustus, di Medan, Sumatera Utara, Rabu.

Namun, lanjutnya, pasar asuransi mobil bekas tidak jelas jumlahnya seperti mobil baru.

“Tapi kami terus memonitor potensi baru itu, apalagi dalam 2-3 tahun ini penjualan mobil baru turun,” ujar Rudy.

Ditambahkan Direktur Pemasaran Bisnis Ritel PT Asuransi Astra Gunawan Salim, pihaknya sudah bermain di segmen mobil bekas meski porsinya belum terlalu besar, mengingat risiko mobil bekas juga tinggi.

“Sebetulnya (asuransi) used car ngeri-ngeri sedap. Kami tidak tahu pasarnya seperti apa. Kalau mobil baru ketahuan market tumbuh atau turun sekian persen. Mobil bekas kami tidak punya datanya,” kata Gunawan.

Selain itu, kata dia, mobil bekas itu mungkin awalnya dari leasing, sehingga ikut asuransi. Namun setelah leasing selesai, belum tentu mobil tersebut diperpanjang asuransinya.

Hal lain yang membuat pihaknya hati-hati adalah risiko mobil bekas sama dengan mobil baru yang bila mengalami kecelakaan biayanya sama, padahal preminya mirip dengan mobil baru. Bedanya harga mobil bekas lebih rendah, sehingga total bayar preminya lebih murah dari mobil sejenis yang baru.

“Mobil bekas agak susah, bukan kami tidak mau. Kami mau tapi usia kendaraan kami batasi 9 tahun,” kata Gunawan.

Sayangnya ia tidak mau menyebutkan jumlah premi dari mobil bekas, karena sangat kecil dibandingkan pendapatan Asuransi Astra yang pada 2018 mencapai Rp3,78 triliun.

“Kecil banget. Kami sudah nyemplung (asuransi mobil bekas) lewat agen-agen kami. Dapat sekian puluh miliar rupiah,” katanya.

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi