Meski bermarkas di Jepang sana, Hosokawa sangat dekat dengan Indonesia. Maklum, pria berambut kriting ini membawahi pengembangan Kijang Innova, Avanza, Fortuner, dan Hilux produk yang notabene andalan Toyota di Indonesia.
Mengenakan polo shirt berwarna putih, pria murah senyum ini menjawab pertanyaan Tempo dan beberapa wartawan lain dalam wawancara ekslusif di Hotel Mulia, awal pekan kemarin. Kehadiran Hosokawa kali ini adalah untuk memperkenalkan New Kijang Innova.
Apakah menurut Anda Kijang Innova sukses di Indonesia?Sejak diluncurkan pertama kali tahun 2004, saya tidak bisa katakan sukses atau tidak karena selalu naik turun. Dua tahun lalu misalnya, penjualan Innova (di Indonesia) turun karena pengaruh naiknya bahan bakar. Tapi tahun ini ketika ekonomi lebih stabil, penjualan kembali naik.
Apakah karena Innova sesuai dengan karakter di Indonesia?Pada awalnya, Innova memang ditujukan untuk keluarga yang bisa membawa banyak penumpang. Makanya, negara-negara dengan populasi besar seperti Indonesia atau Brasil di Amerika Selatan menjadi market yang potensial.
Ketika Innova muncul, banyak pengguna Kijang yang kaget karena Innova dinilai terlalu tinggi dari sisi harga maupun konsumsi bahan bakar dari Kijang?Basis Innova memang diambil dari Kijang, tapi pasar yang dituju berbeda. Soal konsumsi bahan bakar sebenarnya Innova baru lebih hemat dari Kijang yang bermesin 1.8 liter. Untuk mengambil pasar Kijang itulah kenapa kita membuat Avanza.
Jadi benar Innova lebih boros?Itu salah satu titik lemah. Tapi hal itu juga ada kaitannya dengan kenaikan harga bahan bakar jadi terasa boros. Kalau kita bicara penggunaan bahan bakar, standar saja 8-10 kilometer per liter.
Apa teknologi yang akan dikembangkan di Innova baru ini?Kami terus mengembangkan. Saat ini belum ada teknologi baru hanya minor change karena kami butuh waktu untuk melakukan. Karena perubahan besar untuk sebuah kendaraan agar lebih berkualitas butuh waktu.
Saat ini Innova di Indonesia hanya bermesin 2.0 liter tidak ada lagi yang bermesin 2.7 liter seperti saat pertama kali. Kenapa?Hal ini berkaitan dengan pajak di Indonesia. Waktu dilaunching tahun 2004, pajak masih rendah. Tapi setelah ini naik sehingga mesin 2.7 liter hanya bertahan satu tahun. Sekarang tetap diproduksi tapi hanya untuk ekspor misalnya ke Taiwan.
Atau ada rencana membuat mesin kecil?Kami tetap mempertahankan mesin yang ada. Mesin lebih kecil sudah ada untuk Avanza. Tapi kami akan bersaha mengembangkan teknologi yang membuat mesin yang konsumsi bahan bakarnya kecil.
Apa betul Toyota akan mengurangi target penjualannya tahun 2009?Benar. Anda sepertinya lebih tahu dari saya (sambil tertawa).
Kenapa keluar keputusan itu?Tahun depan memang akan sulit, kami mengurangi produksi di Amerika Serikat. Bisnis Toyota sangat tergantung market di Amerika Serikat.
Indonesia akan terpengaruh?Tidak. Indonesia adalah salah satu pasar terbesar Toyota. Bulan lalu (Juli) total penjualan bulanan Toyota Indonesia menjadi yang tertinggi di ASEAN. Jadi tidak ada rencana mengurangi produksi atau penjualan di Indonesia.
Bagaimana investasi Toyota untuk Indonesia?Tahun 2005 kita sebenarnya sudah menambah investasi di Indonesia. Tapi kemudian ada krisis sehingga cukup mengganggu. Sehingga sekarang ini kami berpikir matang-matang dulu sebelum investasi. Tapi itu tidak hanya berlaku untuk Indonesia, juga negara lain.