GOOTO.COM, Jakarta - Penjualan mobil sedan diprediksi masih kesulitan, meski pemerintah telah menerapkan aturan pajak karbon. Tertuang dalam PP Nomor 74 tahun 2021, kebijakan ini bakal memberikan pemangkasan pada harga jual.

Beberapa jenis mobil seperti hybrid, listrik murni, fuel cell, dan PHEV, nantinya bakal mendapatkan revisi harga yang cukup signifikan. Mobil sedan ini nantinya bakal mendapatkan keringanan tarif mulai dari 20 persen sampai nol persen, tergantung jenis bahan bakar yang dipakai.

Menurut pengamat otomotif, Yannes Martinus Pasaribu, insentif pajak ini masih diragukan dalam meningkatkan penjualan mobil sedan. Itu tak terlepas dari segmen pasar otomotif yang ada di Indonesia, di mana mobil keluarga lebih diminati.

"Mereka secara kultural masih melihat konsep kendaraan itu untuk dapat membawa keluarga besar. Mereka masih melihat pentingnya ruang pada jok di row ketiga sebagai bentuk kepedulian moral secara bawah sadar, yang terbentuk secara komunal terhadap konsep keluarga besar. Walaupun ruang tersebut hampir tidak pernah digunakan," katanya, dikutip dari Bisnis.

Jika melihat data yang dikeluarkan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil sedan secara ritel mengalami penurunan. Pada 2019, kendaraan ini mampu terjual sebanyak 6.791 unit, namun turun ke angka 5.131 unit di 2020.

Sedangkan pada tahun ini, periode Januari-Agustus, penjualan mobil sedan di Indonesia baru menyentuh 3.690 unit. Model kendaraan ini butuh menjual produknya kurang lebih 2.000 unit lagi, agar tidak mengalami penurunan.

Akan tetapi, Yannes menjelaskan bahwa aturan pajak karbon masih membutuhkan jalan panjang untuk membantu mendongkrak penjualan mobil sedan di Tanah Air. Dirinya menjelaskan bahwa harus ada penyesuaian antara Kementerian Perindustrian, Kementerian Perhubungan, Kementerian Keuangan, hingga Kementerian Investasi.

Baca: Sedan Audi A5 Sportback Rilis di Indonesia 9 Juni 2021, Intip Spesifikasinya

BISNIS