Para karyawan bekerja di Gigafactory Tesla di Shanghai, Cina timur, pada 20 November 2020. Perusahaan ini memiliki rencana kapasitas produksi tahunan sebanyak 500.000 unit. (Xinhua/Ding Ting)
TEMPO.CO, Jakarta - Tesla Inc. telah membuka pusat inovasi riset dan pengembangan industri atau R&D di luar negeri yang pertama, yakni di Gigafactory Shanghai, Cina.
Presiden Tesla Cina Tom Zhu mengatakan Tesla melaksanakan komitmennya untuk mengembangkan pasar Cina secara mendalam.
"Pusat R&D ini akan lebih mempromosikan proses lokalisasi Tesla di Cina," kata Tom Zhu dikutip dari Xinhua hari ini, Selasa, 26 Oktober 2021.
Menurut rencana pusat inovasi R&D Tesla di Cina akan melakukan pekerjaan pengembangan asli untuk mobil listrik, peralatan pengisian daya, hingga produk energi.
Pusat data Gigafactory di Shanghai akan digunakan menyimpan data operasi bisnis di Cina seperti informasi produksi pabrik.
Cina dikabarkan sedang mempersiapkan mobil listrik murah dengan harga USD 25.000 atau setara Rp 352 juta (kurs saat ini USD 1= Rp 14.105).
Carscoops.com pada Januari lalu mengutip laporan Tesla Facts yang membagikan temuan 'Moneyball' peneliti media web Cina di Twitter, dokumen dari Shanghai Gigafactory Tesla disebut baru-baru ini dikirim ke pemerintah Cina.
Dalam dokumen itu disebut mobil listrik Tesla berharga murah akan menjadi model ketiga yang diproduksi di Shanghai pada 2022.
Saat ini, pabrik Tesla di Shanghai telah memproduksi dua model, yakni Model 3 dan Model Y.
Dalam persiapan untuk model ini, produsen mobil listrik asal Amerika Serikat itu telah mulai menerima pengajuan desain serta mempekerjakan orang untuk proyek tersebut.
Laporan itu juga menyebut bahwa mobil listrik Tesla model baru itu produksi Cina mendapatkan persetuan pada September lalu dan verifikasi produksi akan selesai pada Maret 2021.
JOBPIE | XINHUA | CARSCOOP | TEMPO.CO
Baca: Tesla Bangun Gigafactory Diprotes Pecinta Lingkungan, Sebabnya