Ilustrasi industri semikonduktor. alianceamericas.com
GOOTO.COM, Jakarta - Perusahaan teknik, elektronik, dan teknologi multinasional, Bosch dikabarkan mengambil langkah untuk mengatasi masalah krisis chip. Salah satu caranya adalah dengan berinvestasi sebesar 462,5 juta dolar AS (Rp 6,5 triliun) dalam pembuatan semikonduktor.
Langkah ini diambil ketika sejumlah produsen mobil mengalami masalah produksi akibat kekurangan semikonduktor secara global. Bosch sendiri berencana untuk memenuhi permintaan chip yang terus meningkat.
Hal itu dibenarkan langsung oleh Ketua Dewan Manajemen Robert Bosch GmbH, Dr. Volkmar Denner. Mengingat, Bosch sendiri adalah perusahaan yang telah memproduksi semikonduktor sejak 1970 silam.
"Permintaan semikonduktor terus tumbuh dengan kecepatan yang sangat tinggi. Mengingat perkembangan saat ini, kami secara sistematis memperluas produksi semikonduktor sehingga kami dapat memberikan dukungan terbaik kepada pelanggan kami," katanya, dikutip dari Carscoops.
Lebih lanjut, Harald Kroeger selaku anggota dewan manajemen Bosch, juga menjelaskan bahwa perusahaannya telah mengeluarkan dana tambahan sebesar 58 juta dolar AS (Rp 825 miliar) untuk menciptakan ruang bersih. Secara total, mereka mengeluarkan dana 173 juta dolar AS (Rp 2,4 triliun) pada periode 2021-2023.
"Tujuan kami adalah memperluas kapasitas ruang bersih di Reutlingen. Setiap semikonduktor tambahan yang kami produksi akan membantu dalam situasi saat ini," kata Harald.
Bosch sendiri nantiya akan membangun pusat baru di Penang, Malaysia, untuk melakukan pengujian terhadap semikonduktor buatannya. Mereka mengharapkan tempat ini akan menjadi pusat pengujian chip dan sensor pada 2023.
Baca: Volkswagen Perkirakan Krisis Semikonduktor Masih Berlanjut hingga 2022
ANTARA | CARSCOOPS
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.