Anggota layanan pasukan pro-Rusia berseragam tanpa lencana mengendarai kendaraan lapis baja dengan huruf "Z" yang dicat di atasnya di daerah perumahan kota Volnovakha yang dikuasai separatis selama konflik Ukraina-Rusia di wilayah Donetsk, Ukraina 11 Maret 2022. Ada beberapa ahli mengartikan bahwa simbol Z tersebut merupakan kependekan dari 'Za pobedy' atau 'demi kemenangan' dalam bahasa Rusia. REUTERS/Alexander Ermochenko
GOOTO.COM, Jakarta - Rusia dilaporkan mengambil keputusan untuk melarang ekspor lebih dari 200 item (di segala lini) ke negara-negara Uni Eropa. Langkah ini pun dianggap sebagai tindakan pembalasan terhadap sanksi yang dijatuhkan Amerika Serika, Inggris dan Uni Eropa setelah pecahnya perang Rusia Ukraina.
Melansir situs Hindustan Times hari ini, Senin, 14 Maret 2022, larangan ekspor barang-barang tersebut nantinya akan berlangsung hingga akhir tahun ini. Larangan ekspor yang diberlakukan Rusia ini menargetkan sekitar 48 negara.
Laporan tersebut mengabarkan bahwa pemerintah Rusia mengumumkan larangan ekspor untuk memastikan agar sektor-sektor utama ekonomi mereka tetap berfungsi tanpa adanya gangguan.
Aturan larangan ekspor tersebut juga nyatanya berpengaruh terhadap industri otomotif mereka. Produsen mobil seperti Stellantis dan Hyundai menjadi salah satu yang terkena dampak ini.
Sebagai informasi, Stellantis sendiri mengoperasikan pabrik di Kaluga, Rusia, yang mengekspor Citroen Jumpy, Peugeot Expart dan Opel Vivaro ke negara-negara Eropa Barat. Dengan begitu, beberapa model tersebut nantinya akan dibatasi jumlah ekspornya.
Kondisi ini yang akhirnya menjadi pukulan bagi produsen mobil tersebut. Karena sebelumnya Stellantis sempat berencana menjadikan fasilitas Kaluga sebagai pusat ekspor untuk memasok mesin dan mobil ke Eropa, Afrika Utara dan Amerika Latin.
Sedangkan Hyundai diketahui bekerja sama dengan Kia untuk mengoperasikan pabriknya di Rusia. Produsen raksasa Korea Selatan tersebut juga akhirnya memutuskan untuk menangguhkan operasinya di Rusia dengan alasan masalah logistik dan pengiriman komponen.
Beberapa pembuat mobil memang telah mengumumkan untuk menghentikan sementara ekspor dan produksi mereka di Rusia sejak akhir bulan lalu. Bahkan, efek perang Rusia Ukraina ini juga membuat General Motors dan Daimler Truck memutuskan untuk menghentikan kolaborasi mereka dengan mitra usaha patungan Rusia.
Baca: Lewis Hamilton Sebut Mercedes Tak Favorit di Awal Musim Formula 1 2022
HINDUSTAN TIMES
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.