Pekerja memasangkan pintu mobil saat menyelesaikan pembuatan Jeep Grand Cherokee L 2021 di Pabrik Mack di Kompleks Perakitan Detroit, Detroit, Michigan, 10 Juni 2021. REUTERS/Rebecca Cook
GOOTO.COM, Jakarta - Konflik Rusia Ukraina dikabarkan bisa memengaruhi industri otomotif secara global. Bahkan lembaga penelitian S&P Global Mobility, menyebutkan bahwa situasi ini bisa membuat produksi mobil berkurang lebih dari lima jua unit.
Studi tersebut telah memperkirakan seberapa banyak produksi mobil pada tahun 2022 dan 2023. Masing-masing tahunnya dilaporkan bakal mengurangi produksi sebesar 2,6 juta unit. Pada tahun ini produksi mobil global dikabarkan bakal mnyentuh angka 81,6 juta.
Konflik Rusia Ukraina sendiri memngaruhi harga bahan baku uama dan juga energi. Pasalnya, kedua negara tersebut memainkan peran penting dalam rantai pasokan otomotif untuk produsen mobil Eropa.
Ukraina dilaporkan menjadi negara utama pemasok gas neon yang digunakan untuk pembuatan chip. Sedanmgkan Rusia memasok sejumlah besar palladium yang dipakai untuk membuat catalyc converter, sebagai komponen pengubah knalpot mesin menjadi emisi yang beracun.
Perang Rusia Ukraina yang terjadi di akhir Februari lalu ini membuat kedua negara secara tiba-tiba harus menghentikan produksi bahan baku ini yang berdampak pada rantai pasokan. Para ahli pun memperkirakan dampak ini akan berpengaruh dalam jangka waktu yang panjang.
Selain masalah konflik Rusia Ukraina, berkurangnya produksi mobil secara global itu bisa terjadi karena beberapa faktor lain. Salah satunya adalah Lonjakan kasus Covid-19, yang membuat beberapa produsen seperti Toyota, Tesla dan Volkswagen, menutup pabrik di China.
Faktor ini pun bakal berdampak pada industri otomotif pada tahun ini, sehingga menghasilkan produksi yang jauh lebih rendah dari sebelumnya.
Baca: Pihak MotoGP Berterima Kasih kepada Pawang Hujan di Sirkuit Mandalika
HINDUSTAN TIMES
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.