Ilustrasi logo Volkswagen. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
GOOTO.COM, Jakarta - Pabrikan mobil Jerman menghadapi perjuangan berat dalam proses elektrifikasi kendaraannya. Hal tersebut disebabkan pecahnya Perang Rusia Ukraina yang membuat suplai komponen dari negara tersebut terhambat.
Invasi Rusia ke Ukraina dan gangguan terkait sektor energi yang muncul nyatanya mempercepat urgensi beralih ke sumber energi terbarukan untuk konsumsi daya produsen mobil sendiri.
Melansir laman Hindustan Times hari ini, Senin, 2 Mei 2022, sejumlah pabrikan Jerman memang tengah gencar untuk menuju era elektrifikasi. Misalnya Volkswagen yang bergantung pada sumber energi tak terbarukan sekitar 80 persen dari kebutuhannya.
Lalu ada BMW yang bergantung pada energi ramah lingkungan sekitar 60 persen lebih. Pabrik BMW di Leipzig, yang memproduksi mobil listrik i3, menghasilkan 20 persen energi yang dibutuhkan untuk produksi dari empat kincir angin di sekitar lokasi pabrik.
Kemudian Mercedes-Benz yang memperoleh 30 persen energi dari penggunaan panel surya di atap pabriknya, yang berada di Sindelfingen. Menurut Mercedes, energi terbarukan akan memenuhi 45 hingga 50 persen dari kebutuhan energinya saat ini dan menargetkan 15 persen untuk dipenuhi melalui pembangkit listrik terbarukan di lokasi pabrik pada 2030.
Pembangkit listrik terbarukan dari pembuat mobil Jerman hanya mencakup sebagian kecil dari total energi global mereka, yakni sekitar satu persen untuk Volkswagen, bahkan lebih sedikit persentasenya untuk Mercedes-Benz dan BMW.
DICKY KURNIAWAN | HINDUSTAN TIMES
Baca: Klasemen Moto3 2022: Mario Aji Turun Peringkat Lagi
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.