Mobil konsep BYD e-SPEED EV dipamerkan di kantor pusat BYD di Shenzhen, Cina, Rabu, 20 Desember 2023. TEMPO/Wawan Priyanto
GOOTO.COM, Jakarta - Pemerintah Cina melalui juru bicara Menteri Luar negeri Cina, Wang Wenbin menanggapi soal tuduhan Pemerintah Amerika Serikat soal anggapan bahwa mobil Cina yang dijual di AS memata-matai masyarakat. Wenbin menegaskan bahwa itu pernyataan itu tidak berdasar.
"AS telah menggunakan apa yang disebut keamanan data sebagai dalih untuk membatasi aliran data ke negara-negara yang dianggap memprihatinkan dan mengumumkan penyelidikan pada kendaraan yang terhubung di negara-negara tertentu," kata Wenbin, dikutip Gooto dari situs Kementerian Luar Negeri Cina hari ini, Sabtu, 16 Maret 2024.
Wenbin menilai cara yang dilakukan Pemerintah Joe Biden ini bersifat menyalahgunakan konsep keamanan nasional dan bertujuan menekan berkembangnya perusahaan-perusahaan kompetitif dari negara lain.
"Membesar-besarkan apa yang disebut sebagai ancaman Tiongkok terhadap keamanan data hanyalah mengarang alasan untuk membenarkan tindakan AS dalam menindas Tiongkok," ujar Wenbin.
Dia berharap Pemerintah AS akan mengambil tindakan nyata untuk menjaga lingkungan bisnis yang terbuka, adil, dan tidak diskriminatif, serta bekerja sama dengan pihak lain untuk merumuskan aturan keamanan data universal. Kemudian, AS juga diharapkan bisa memberikan kontribusi positif terhadap aliran data yang teratur dan bebas di seluruh dunia.
"Tiongkok tidak pernah menyalahgunakan pembatasan yang menargetkan negara atau perusahaan tertentu. Kami menyambut perusahaan dari semua negara dan platform, segala jenis produk dan layanan ke pasar Tiongkok selama mereka mematuhi persyaratan undang-undang dan peraturan Tiongkok," ucap Wenbin.
Sebelumnya, Pemerintah AS sedang membuka penyelidikan terkait risiko kebocoran keamanan data nasional melalui impor mobil Cina. Hasil dari penyelidikan ini akan menentukan pemberlakuan pembatasan karena kekhawatiran tentang teknologi mobil yang terhubung.
Melansir laman Reuters, Departemen Perdagangan AS melakukan penyelidikan karena kendaraan pintar rakitan Cina dapat mengumpulkan data sensitif tentang warga negara dan infrastruktur AS. Dikhawatirkan, data-data tersebut dikirimkan ke Tiongkok.
"Kebijakan Tiongkok dapat membanjiri pasar kita dengan kendaraannya, sehingga menimbulkan risiko bagi keamanan nasional kita. Saya tidak akan membiarkan hal itu terjadi pada jam tangan saya," kata Presiden AS Joe Biden.
Pejabat Gedung Putih mengatakan bahwa masih terlalu dini untuk mengambil keputusan terkait potensi larangan atau pembatasan kendaraan Cina. Namun Pemerintah AS memiliki wewenang luas berdasarkan hukum, dan tindakan pemerintah bisa berpotensi mempunyai dampak besar.
"Ini adalah tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya, untuk memastikan bahwa mobil-mobil di jalanan AS dari negara-negara yang menjadi perhatian, seperti Tiongkok, tidak mengganggu keamanan nasional kita," ujar Biden.
Saat ini, kendaraan buatan Tiongkok yang diimpor ke AS masih relatif sedikit. Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo mengatakan pemerintah mengambil tindakan sebelum kendaraan produksi Cina tersebar luas di AS dan berpotensi mengancam privasi dan keamanan nasional.
Pilihan Editor: Porsche 911 GT3 Senilai Rp 8,9 Miliar Ringsek Ditabrak Mitsubishi Xpander
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di membership.tempo.co/komunitas pilih grup GoOto