Pengemudi melintasi jalan tol fungsional Solo-Yogyakarta pada arus balik di Sawit, Boyolali, Jawa Tengah, Selasa, 25 April 2023. Arus balik pemudik yang melintasi jalan tol fungsional Solo-Yogyakarta dari arah Sawit menuju Kartasura atau pintu gerbang tol Colomadu itu terpantau ramai lancar. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
GOOTO.COM, Jakarta - Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memprediksi jumlah pemudik pada Lebaran 2024 bisa mencapai 6,5 juta orang. Jumlah tersebut diperkirakan bakal datang dari berbagai daerah pada Hari Suci nanti.
Informasi tersebut disampaikan langsung oleh Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dishub DIY Sumariyoto. Dirinya menjelaskan bahwa 6,5 juta orang itu diproyeksikan mengacu pada tren pertumbuhan pemudik setiap tahun.
"Kalau perkiraan kami sekitar 6,5 juta pemudik dari semua akses (transportasi) menuju Yogyakarta, termasuk yang menggunakan kendaraan pribadi," kata dia seperti dilansir Gooto dari kantor berita Antara hari ini, Selasa, 19 Maret 2024.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan bahwa jumlah pemudik ke Yogyakarta diperkirakan mengalami kenaikan rata-rata sekitar 19 persen berdasarkan masing-masing moda transportasi yang digunakan. Untuk pemudik yang menggunakan pesawat terbang diperkirakan mencapai 296.313 orang, bus sekitar 250 ribu orang, dan kereta api sekitar 469.000 orang.
Sedangkan untuk jumlah pemudik yang dikategorikan menggunakan kendaraan pribadi, menurut Sumariyoto, tidak dapat diprediksi secara pasti. "Ini yang tidak termonitor yang menggunakan kendaraan pribadi karena banyak akses jalan menuju maupun keluar Yogyakarta," jelas dia.
Dia menyebut puncak arus mudik Lebaran 2024 di Yogyakarta diperkirakan jatuh pada 8 dan 9 April 2024 atau bertepatan H-2 dan H-1 Lebaran. Untuk jumlah pergerakan kendaraan di DIY selama arus mudik juga diperkirakan meningkat, yakni mencapai 3.173.000 pergerakan untuk mobil, 327.000 pergerakan bus, 122.000 pergerakan truk, dan 1.140.000 pergerakan sepeda motor.
Guna mengantisipasi kepadatan arus kendaraan, Dishub DIY bakal menyiapkan rekayasa lalu lintas pada titik-titik krusial dengan mempelajari pola perjalanan masyarakat. Pihaknya bakal memasang rambu-rambu penunjuk arah sejumlah jalur alternatif sehingga kendaraan yang tidak berkepentingan di Kota Yogyakarta tidak perlu melintas atau masuk wilayah itu.
"Kami berharap bagi yang tidak berkepentingan, tidak perlu masuk Kota Yogyakarta. Kalau hanya melintas silakan cari jalur alternatif yang nanti akan kami arahkan dengan rambu-rambu darurat," tutup Sumariyoto.
Pilihan Editor: 18 Ribu Pengendara di Jateng Kena Tilang Selama Operasi Keselamatan
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di membership.tempo.co/komunitas pilih grup GoOto