Pemudik mengendarai motor melintas di Jalur Raya Pantura, Karawang, Jawa Barat, Rabu dini hari, 19 April 2023. Pemudik yang menggunakan sepeda motor mulai ramai melintasi jalur Pantura menuju arah Cirebon dan Jawa Tengah. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
GOOTO.COM, Jakarta - Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno menyarankan agar pemudik yang hendak melewati jalur Pantura Timur untuk menggunakan opsi kereta api. Karena daerah Pantura Timur, seperti Demak sampai Grobogan, rentan atau rawan banjir.
"Tidak hanya banjir, kalau membangun jalan, macetnya ampun," kata Djoko, dikutip Gooto dari Tempo.co hari ini, Selasa, 26 Maret 2024.
Menurut Djoko, kereta api menjadi opsi paling memungkinkan untuk mengantisipasi kemacetan dan banjir di wilayah Pantura Timur. Pemerintah juga sebenarnya telah berencana membangun jalur kereta api dari Semarang ke timur, namun tidak terealisasi karena pandemi Covid-19.
Saat ini jalur kereta api yang aktif hanya dari Semarang menuju Surabaya via Cepu dan Bojonegoro. Sementara jalur kereta api utara lewat Demak-Kudus-Rembang sudah tidak aktif lagi. Padahal , kata dia, keberadaan kereta api di daerah Demak dan Kudus dapat mengantisipasi kemacetan dan banjir, khususnya bagi angkutan barang.
"Kalau dialihkan dengan jalur kereta lebih murah, lebih efisien bagi semuanya. Jalan tidak mudah rusak," katanya.
Djoko mengatakan bahwa jalan di Pantura mudah rusak karena kerap dilintasi truk angkutan barang berukuran besar. Oleh sebab itu, dia meminta pemerintah mengantisipasi kerusakan jalan dan banjir di jalur ini, terutama saat arus mudik Lebaran 2024.
DICKY KURNIAWAN | TEMPO.CO
Pilihan Editor: Profil Marc Marquez, yang Tabrakan dengan Bagnaia di MotoGP Portugal
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di membership.tempo.co/komunitas pilih grup GoOto