Shell Recharge menjawab kebutuhan pertumbuhan kendaraan listrik yang tinggi di berbagai negara. (Foto: Shell)
GOOTO.COM, Jakarta - Shell memulai perubahan sebagai respons terhadap perubahan energi. Menatap masa depan, perusahaan mengungkapkan niatnya untuk menjual sekitar 1.000 pompa bensin ritel sekaligus meningkatkan komitmennya terhadap infrastruktur pengisian kendaraan listrik (EV).
Strategi tersebut, yang diuraikan dalam laporan Strategi Transisi Energi Shell tahun 2024, melibatkan penutupan 500 stasiun milik Shell setiap tahunnya pada tahun 2024 dan 2025.
Langkah ini bertujuan untuk merealokasi sumber daya guna memperluas jaringan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) milik perusahaan. Shell berencana menambah total stasiun pengisian dayanya menjadi 200.000 pada tahun 2030, peningkatan yang sangat besar dari jumlah saat ini yang berjumlah 54.000.
“Kami meningkatkan jaringan ritel kami, dengan memperluas penawaran pengisian daya dan kenyamanan kendaraan listrik, sebagai respons terhadap perubahan kebutuhan pelanggan,” kata Shell dalam laporannya.
Langkah ini menyoroti pengakuan Shell terhadap sektor otomotif yang sedang berkembang, di mana kendaraan listrik semakin populer dan kebutuhan akan infrastruktur pengisian daya semakin meningkat.Meskipun terjadi pengurangan jejak ritel, Shell tetap berkomitmen untuk menyediakan solusi pengisian daya di mana pun ada permintaan.
Fokusnya adalah pada stasiun pengisian kendaraan listrik umum, yang dianggap penting oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang menggunakan kendaraan listrik saat beraktivitas.
“Kami yakin pertumbuhan permintaan minyak akan melambat pada paruh kedua dekade ini, dan mungkin mulai menurun pada tahun 2030-an karena peningkatan efisiensi kendaraan dan pertumbuhan kendaraan listrik.” Shell menyatakan dalam laporannya.
Pilihan Editor: Perbandingan Harga BBM Pertamina, Shell, BP, dan Vivo per 1 Maret 2024
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto