Penampakan mobil listrik Xiaomi SU7 saat peluncurannya di Beijing, Cina, 28 Desember 2023. Xiaomi SU7 akan mulai dijual di Cina pada 2024. Harganya belum diumumkan, tetapi diperkirakan akan berada dikisaran 300.000 yuan atau sekitar Rp650 jutaan. REUTERS/Florence Lo
GOOTO.COM, Jakarta - Saat ini produsen mobil Cina memproduksi sekitar 40 juta kendaraan per tahun di negaranya. Industri otomotif Cina telah mengalami over supply atau kelebihan suplai karena konsumen di negara tersebut hanya membeli sekitar 22 juta mobil setiap tahunnya.
Melansir laman Carscoops hari ini, Senin, 6 Mei 2024, masalah kelebihan kapasitas di Cina berdampak buruk pada rencana produsen mobil. Lini produksi yang dibuat untuk kendaraan bahan bakar internal menghasilkan produk yang semakin tidak disukai konsumen.
Sementara itu, kendaraan energi baru seperti mobil listrik dan PHEV, yang berpotensi menyerap kelebihan kapasitas, menghadapi tantangan tersendiri karena kekhawatiran ekonomi yang lebih luas.
Tahun lalu, 123 merek menawarkan setidaknya satu model mobil listrik di Tiongkok. Hal ini mendorong produsen kendaraan listrik ke dalam perang harga yang kejam, karena mereka berusaha memenangkan hati pembeli yang memiliki banyak pilihan.
Tidak heran jika para produsen mobil sangat bersemangat untuk menjajaki pasar-pasar baru, sehingga ekspor mobil Cina meningkat lima kali lipat antara tahun 2020 dan 2023. Peningkatan eskpor ini banyak dicapai di Rusia.
Pabrikan mobil Cina juga tertarik untuk menjual kendaraan listrik mereka di luar negeri, sehingga memicu kekhawatiran di kalangan pesaing di negara-negara Barat. Di Amerika Serikat, Gedung Putih sedang mempertimbangkan menaikkan tarif untuk melindungi manufaktur dalam negeri, sementara Uni Eropa sedang menyelidiki subsidi mobil listrik Cina dan mungkin mempertimbangkan tindakan serupa.
DICKY KURNIAWAN | CARSCOOPS
Pilihan Editor: Kalahkan Verstappen, Lando Norris Juara F1 Miami 2024
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto