Mobil Listrik Xiaomi SU7 ditampilkan di Pameran Otomotif Internasional Beijing, atau Auto China 2024, di Beijing, Cina, 25 April 2024. Produsen ponsel pintar asal China, Xiaomi, merilis mobil listrik pertamanya SU7 dengan dijual mulai Rp400 jutaan. REUTERS/Tingshu Wang
GOOTO.COM, Jakarta - Xiaomi mengklaim proses produksi satu unit mobil listrik SU7 hanya membutuhkan waktu 76 detik saja. Ini berkat inovasi yang digunakan dalam proses produksinya.
Disitat dari laman CarNewsChina hari ini, Selasa, 7 Mei 2024, Xiaomi juga mengklaim sebagai satu-satunya produsen mobil domestik yang menggunakan dua teknologi, yakni bahan paduan die cast yang dikembangkan sendiri dan sistem cluster peralatan die casting besar yang juga dikembangkan sendiri.
Dari sudut pandang manufaktur, penggunaan teknologi die cast ini berarti pabrik hanya memerlukan ruang yang lebih sedikit, sedangkan untuk mobil terdapat keamanan yang lebih baik karena kekakuannya meningkat. Selain itu, biasanya suku cadang die cast lebih ringan sehingga membantu meningkatkan jangkauan mobil.
Sistem die cast Xiaomi dikembangkan bersama Haiti. Sistem ini meliputi area seukuran dua lapangan basket dan mesin bernama 9100t. Mesin tersebut menciptakan perakitan lantai belakang Xiaomi SU7 dan mengurangi 72 bagian yang sebelumnya memerlukan stamping dan pengelasan, menjadi hanya satu bagian die cast yang dapat diproduksi dalam 100 detik.
Bagi proses produksi, hal ini berarti mengurangi 840 titik pengelasan dan mengurangi waktu produksi hingga 45 persen. Sedangkan untuk mobil berarti komponennya 17 persen lebih ringan dan juga menghasilkan pengurangan kebisingan jalan raya sebesar 2 desibel.
Selain itu, sistem ini juga meningkatkan umur panel lantai terintegrasi, yang berarti dapat dengan mudah mencapai jarak tempuh lebih dari 2 juta kilometer, lebih dari 10 kali lipat umur panel lantai tradisional. Namun, salah satu kelemahan dari sistem die cast ini adalah biaya penggantian komponen jika terjadi kerusakan.
Pabrik mobil Xiaomi memiliki otomatisasi tingkat tinggi, dan jika kapasitasnya ditingkatkan, diklaim mampu memproduksi 40 mobil per jam atau satu mobil setiap 76 detik. Terdapat lebih dari 700 robot dan 181 unit robot gerak otonom (AMR) yang mengirimkan komponen.
Setiap AMR menggunakan LiDar untuk menemukan jalannya di sekitar pabrik. Mesin juga digunakan untuk pemeriksaan kualitas. Kemudian, sistem pemeriksaan X-Eye memiliki akurasi 99,9 persen dengan menunjukkan bila ada cacat produksi, tidak lagi menggunakan mata manusia.
DICKY KURNIAWAN | CARNEWSCHINA
Pilihan Editor: Pertamina Bakal Bawa Rider Indonesia ke Akademi VR46, Langkah Awal Menuju MotoGP
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto