Presiden Jokowi bertemu dengan CEO SpaceX dan Tesla, Elon Musk, di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) World Water Forum ke-10 yang berlangsung di Bali International Convention Center (BICC), Kabupaten Badung, Provinsi Bali pada Senin, 20 Mei 2024. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
GOOTO.COM, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan alasan Tesla masih enggan berinvestasi di Indonesia. Pertimbangan pabrikan mobil listrik asal Amerika Serikat ini adalah terkait suplai kendaraan listrik Cina yang berlebih.
"Kelihatan EV Cina oversupply, harganya Cina lebih murah dari mereka, jadi dia (Elon Musk) masih menunggu beberapa waktu untuk berpikir investasi di mana pun," kata Luhut, dikutip dari situs berita Antara hari ini, Jumat, 24 Mei 2024.
Bahkan, Luhut mengatakan bahwa Tesla telah mengurangi produksi di pabrik mereka yang berada di Meksiko dan Jerman. Langkah ini dilakukan Elon Musk dengan mempertimbangkan kondisi pasar otomotif dunia.
"Jadi mereka masih melihat pasar dunia. (Setelah) lebih tenang, nanti baru mereka akan masuk," ujar Luhut.
Luhut mengungkapkan bahwa Indonesia menjadi negara yang cukup menarik untuk Tesla berinvestasi kendaraan listrik. Hanya saja, menurutnya, Elon Musk saat ini masih berfokus untuk peluncuran jaringan internet berbasis satelit mereka yang diberi nama Starlink, di Indonesia.
"Indonesia saya kira akan menjadi alternatif yang sangat baik buat beliau," ucapnya.
Elon Musk enggan memberikan komentarnya terkait rencana investasi Tesla di Indonesia. "Kami ingin menyimpan kabar tentang itu untuk kesempatan lainnya," katanya.
Sebelumnya, Luhut mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta bos Tesla, Elon Musk untuk membangun pabrik baterai di Indonesia. Hal itu disampaikan Jokowi saat berbincang dengan Elon Musk di World Water Forum (WWF) 2024 di Bali.
"Kami mengajukan penawaran, apakah mungkin dibangun pabrik baterai EV di sini, prekursor katoda. Dan dia akan mempertimbangkannya," kata Luhut, dikutip dari Reuters hari ini, Rabu, 22 Mei 2024.
Pemerintah Indonesia telah berusaha selama bertahun-tahun untuk memikat Tesla agar membangun pabrik yang berkaitan dengan kendaraan listrik. Sebab, pemerintah Indonesia ingin mengembangkan sektor kendaraan listriknya dengan menggunakan sumber daya nikel yang ada di dalam negeri.
Pilihan Editor: Rasanya Menjajal Tank 500, Mobil Hybrid GWM Seharga Rp 1,19 Miliar
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto