CATL kembangkan baterai EV. (Foto: Autoblog)
GOOTO.COM, Jakarta - Anggota parlemen dari Partai Republik meminta agar Pemerintah AS melarang impor rantai pasokan dari produsen baterai Cina, CATL dan Gotion High Tech. Anggota parlemen tersebut menuduh produk dari kedua perusahaan Tiongkok itu dibuat dengan sistem kerja paksa.
Disitat dari laman Autoblog hari ini, Selasa, 11 Juni 2024, para anggota parlemen menyerukan agar CATL dan Gotion, yang memiliki hubungan dengan Ford dan Volkswagen, ditambahkan ke dalam daftar entitas di bawah Undang-Undang Pencegahan Kerja Paksa Uyghur.
Melansir Reuters, Gotion menanggapi tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa kerja paksa yang dituduhkan pada mereka merupakan pernyataan tidak berdasar dan sepenuhnya salah. Gotion menegaskan bahwa pemilihan mitra perusahaan mereka didasarkan pada mekanisme peninjauan yang ketat dan kriteria evaluasi.
Daftar entitas ini membatasi impor barang-barang yang terkait dengan apa yang pemerintah AS anggap sebagai genosida yang sedang berlangsung terhadap kelompok minoritas di wilayah Xinjiang, Cina.
Sebelumnya, Pemerintah Amerika Serikat juga sedang berusaha memberlakukan aturan baru yang akan membatasi kemampuan produsen mobil pintar Cina untuk menjual kendaraan dengan koneksi tinggi di AS. Peraturan ini bertujuan melindungi data Amerika.
Aturan itu dirancang untuk mencegah mobil Cina dalam mengumpulkan informasi sensitif tentang warga Amerika dan menyebarkannya ke negara-negara lain. Ini dikhawatirkan menimbulkan ancaman keamanan data bagi pemerintah AS.
Presiden Joe Biden khawatir kumpulan data sensitif warga AS ini dihimpun mobil pintar Cina melalui fitur atau teknologi bantuan pengemudi. Sebab, peraturan Tiongkok mengharuskan produsen mobil menyimpan data mereka di dalam wilayah negaranya.
Pilihan Editor: Harga Toyota Innova Venturer Masih Tinggi di Pasar Mobil Bekas
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto