Honda Yakin Insentif Mobil Hybrid Tak Pengaruhi Pasar Mobil Listrik
Reporter: Dicky Kurniawan
Editor: Rafif Rahedian
Selasa, 25 Juni 2024 15:00 WIB
Honda CR-V 2024 gunakan teknologi e:PHEV plug-in hybrid. (Foto: Honda)
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta - Sales & Marketing and After Sales Director PT Honda Prospect Motor (HPM), Yusak Billy meyakini bahwa pemberian insentif mobil hybrid tidak akan memengaruhi pasar mobil listrik. Menurutnya, kedua segmen mobil tersebut memiliki konsumen yang berbeda.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Kami melihat bahwa kedua segmen ini, baik hybrid dan EV, memiliki konsumen yang berbeda sehingga tidak memengaruhi masing-masing pasar,” kata Billy saat dihubungi Gooto hari ini, Selasa, 25 Juni 2024.

Billy menuturkan bahwa Honda menyambut baik rencana pemerintah untuk pemberian insentif mobil hybrid. Insentif ini menurut Billy dapat memperluas pasar mobil hybrid di Tanah Air.

“Tentu kami menyambut baik rencana pemerintah mengenai insentif mobil hybrid sebagai salah satu langkah positif yang dapat memberikan stimulus yang dapat lebih lagi memperluas pasar hybrid yang merupakan mobil ramah lingkungan juga di Indonesia,” ucapnya.

Sebelumnya, Ekonom senior dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan bahwa pemberian insentif mobil hybrid dapat memengaruhi pasar mobil listrik. Selain itu, juga dapat menghambat perkembangan ekosistem kendaraan listrik baterai di Indonesia.

“Tren penjualan mobil hybrid tentunya akan meningkat ketika insentif diberlakukan, sehingga bisa mendistorsi pangsa pasar mobil listrik di Tanah Air. Rencana kebijakan insentif untuk HEV (Hybrid Electric Vehicle) juga berpotensi menghambat kemajuan ekosistem BEV di Indonesia," kata Ahmad, dikutip dari Antara.

Tauhid Ahmad juga mengatakan pemberian insentif mobil hybrid dapat menghambat investasi keberlanjutan dari pabrikan-pabrikan yang telah membangun ekosistem EV di Indonesia. Hal ini dinilai bisa mengganggu keberlanjutan ekosistem BEV di masa depan karena dalam pengembangan komponen kendaraan listrik ini dibutuhkan investasi dalam jumlah besar.

Indonesia sendiri sudah memiliki pabrik perakitan kendaraan listrik dan juga baterai yang sudah diproduksi secara lokal. Dengan demikian, hal tersebut memungkinan BEV untuk terus berkembang berkat kemajuan teknologi dan baterainya.

Pilihan Editor: Susul Jorge Martin, Marco Bezzecchi Gabung Aprilia Racing di MotoGP 2025

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi