Alasan Mobil Listrik Cina Bisa Punya Harga Murah
Reporter: Dicky Kurniawan
Editor: Rafif Rahedian
Minggu, 7 Juli 2024 16:00 WIB
ROBO-01, mobil listrik konsep "robot" buatan Baidu (EV) Jidu Auto, ditampilkan selama pratinjau media sebelum debutnya, di Beijing, Cina, 8 Juni 2022. Mobil pintar ini diklaim dapat berkomunikasi dengan pemiliknya, layaknya mobil robot. REUTERS/Tingshu Wang
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta - Uni Eropa mengungkapkan alasan mengapa mobil listrik Cina bisa dijual dengan harga yang murah dibanding kompetitor. Berdasarkan laporan Komisi Eropa, banyak bantuan dari Pemerintah Tiongkok yang diberikan kepada industri mobilnya dalam skala besar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Melansir laman Carscoops hari ini, Minggu, 7 Juli 2024, bantuan itu mencakup pinjaman dari bank milik negara, jenis pembiayaan lainnya, hibah, insentif penjualan, potongan harga tanah untuk pabrik, serta baterai bersubsidi besar-besaran.

Komisi Eropa juga merinci jumlah bantuan yang diterima setiap produsen mobil untuk menentukan tingkat tarif yang diterapkan. Perusahaan pemilik merek MG, SAIC, dinilai menerima lebih banyak bantuan daripada beberapa perusahaan Cina lain. Dikabarkan subsidinya berjumlah 34,4 persen.

Angka tersebut mencakup 1,38 persen untuk pinjaman dari bank milik negara, 8,27 persen dari pembiayaan lain, 8,56 persen dalam bentuk hibah, 2,28 persen dalam bentuk insentif penjualan kendaraan listrik, 0,67 persen untuk real estate diskon, serta 13,24 persen untuk baterai yang nilainya jauh lebih mahal daripada yang dibayarkan SAIC.

Dengan bantuan tersebut, tak heran jika MG bisa menjual MG4 EV dengan harga hampir $13.000 atau Rp 200 juta lebih murah daripada harga untuk VW ID.3. SAIC juga dinilai kurang kooperatif dalam penyelidikan, yang merupakan alasan lain mengapa mereka dikenakan bea masuk maksimum 37,6 persen di atas tarif 10 persen yang diberlakukan Uni Eropa.

Sementara itu, pabrikan mobil Cina lainnya, BYD dan Geely dinilai menerima lebih sedikit bantuan pemerintah dan keduanya bersikap transparan terhadap tim Komisi Eropa. Itulah sebabnya, keduanya hanya dikenakan tarif masuk masing-masing sebesar 17,4 persen dan 19,9 persen.

Meskipun telah mengadakan pembicaraan dengan Uni Eropa selama beberapa minggu terakhir, namun industri otomotif Cina tidak bisa membujuk regulator untuk membatalkan rencana tarif yang diberlakukan. Sistem bea masuk tersebut hanya bersifat sementara selama empat bulan pertama dan kedua belah pihak akan terus berkomunikasi dalam beberapa minggu ke depan.

Pilihan Editor: Jorge Martin Kalahkan Bagnaia di Sprint Race MotoGP Jerman, Miguel Oliveira P2

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi