PT Toyota Astra Motor menghadirkan mobil SUV Corolla Hybrid GR Sport di pameran Indonesia International Motor Show atau IIMS 2023 pada Kamis, 16 Februari. FOTO: TEMPO/Rafif Rahedian
GOOTO.COM, Jakarta - Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto mengatakan bahwa pemberian insentif mobil hybrid dapat menghemat penggunaan bahan bakar minyak (BBM).
Sebab, lanjut dia, mobil hybrid lebih sedikit penggunaan BBM ketimbang kendaraan pembakaran internal atau intenal combustion engine (ICE).
"Mobil hybrid jelas sudah mengurangi pemakaian bahan bakar, menurunkan polusi, dan tidak memerlukan infrastruktur berupa charging station," kata Jongkie, dikutip dari Antara hari ini, Selasa, 9 Juli 2024.
"Bisa juga membantu subsidi BBM yang Rp 500 triliun itu, dengan pemakaian BBM-nya menurun dari penggunaan hybrid, kan ini menguntungkan untuk pemerintah," tambah dia.
Jongkie menilai bahwa mobil hybrid ini perlu diberikan insentif seperti mobil listrik baterai atau battery electric vehicle (BEV). Meskipun besaran insentifnya tidak sama dengan mobil listrik murni, namun menurutnya subsidi mobil hybrid juga harus diberikan.
"Insentifnya (mobil hybrid) tidak perlu disamakan seperti BEV, dibedakan saja. Kalau BEV itu misalnya diberikan subsidi PPnBM-nya 10 persen hanya bayar 1 persen, ini tidak perlu, separuhnya misalnya, hybrid 5 persen," ucapnya.
"Atau setidaknya (mobil hybrid) boleh bebas melintas area ganjil genap. Itu kan juga sudah merupakan insentif, jadi industri mobil hybrid ini bisa berkembang," kata Jongkie menambahkan.
Untuk diketahui, saat ini mobil hybrid dikenakan PPnBM sebesar 6 sampai 12 persen. Berbeda dengan PPnBM yang dikenakan untuk mobil listrik dengan besaran mulai dari 0 persen hingga PPN ditanggung pemerintah (DTP).
Pilihan Editor: Hasil MotoGP Jerman: Bagnaia Juara, Jorge Martin Terjatuh Saat Memimpin
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto