Penjualan Mobil Domestik Stagnan, Hyundai: Andai GDP Indonesia Kayak Thailand
Reporter: Dicky Kurniawan
Editor: Rafif Rahedian
Jumat, 12 Juli 2024 10:00 WIB
Hyundai Logo (REUTERS/Lee Jae-Won)
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta - Chief Operating Officer (COO) PT Hyundai Motors Indonesia, Fransiscus Soerjopranoto mengomentari soal riset dari Universitas Indonesia (UI), yang menyebutkan bahwa stagnansi pasar mobil baru di Tanah Air. Hal itu disebabkan kesenjangan antara harga jual mobil yang tinggi dan pendapatan per kapita masyarakat Indonesia yang masih rendah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Frans, riset yang dilakukan UI sama dengan hasil studi dari Hyundai di Indonesia. Terkait pendapatan per kapita, Frans mengakui itu menjadi salah satu faktor yang menyebabkan pasar mobil baru domestik stagnan.

"Andai GDP (Gross Domestic Product) per Capita Indonesia 4 sampai 5 ribu USD ini bisa ditingkat menjadi sama dengan Thailand, maka pasar mobil di Indonesia dapat dipastikan akan melebihi angka 1 juta unit," kata Frans saat dihubungi Gooto hari ini, Jumat, 12 Juli 2024.

Untuk diketahui, pendapatan per kapita Indonesia saat ini berada di angka USD 4.788 atau sekitar Rp 77,5 juta. Sementara, pendapatan per kapita di Thailand berada di angka USD 6.909 atau sekitar Rp 112 juta.

Sementara itu, terkait harga yang tinggi menjadi penyebab stagnansi pasar mobil baru domestik, Frans mengatakan pihaknya berupaya untuk tidak menaikkan harga jual mobil Hyundai di Indonesia. Justru, HMID menyiapkan sejumlah program penjualan yang bisa meringankan sekaligus menarik minat konsumen untuk membeli mobil baru.

"Saat ini Hyundai berusaha menahan kenaikan harga mobil. Bahkan, kami berusaha memberikan penawaran terbaik untuk calon pembeli mobil di Indonesia, seperti bunga 0 persen untuk DP rendah," ujarnya menjelaskan.

Diberitakan Gooto sebelumnya, Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI) merilis hasil riset terkait kondisi pasar mobil baru di Tanah Air. Riset menyebutkan bahwa pasar mobil baru saat ini bergerak stagnan karena dipengaruhi dua faktor, yakni kenaikan harga mobil dan kondisi pendapatan per kapita.

Berdasarkan riset dari LPEM FEB UI bersama Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), pendapatan per kapita hanya naik rata-rata 3,65 persen per tahun dari 2013 sampai 2022. Dalam periode yang sama, penjualan mobil mengalami penurunan rata-rata 1,64 persen per tahun.

Pilihan Editor: Kemenperin: GIIAS 2024 Bisa Tingkatkan Penjualan Mobil yang Tengah Lesu

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi