Pengamat Kasih Saran Solusi untuk Atasi Stagnasi Pasar Mobil Baru di Indonesia
Reporter: Dicky Kurniawan
Editor: Rafif Rahedian
Sabtu, 13 Juli 2024 08:00 WIB
Suzuki menghadirkan jajaran kendaraan hybridnya yaitu Grand Vitara, New XL7 Hybrid, dan All New Ertiga Hybrid di GIIAS Bandung 2023. (Foto: Suzuki)
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta - Pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu memberikan rekomendasi solusi atau strategi untuk mengatasi stagnasi pasar mobil baru di Indonesia. Menurut dia, perlu ada langkah tepat untuk mengatasi permasalah tersebut, guna mendorong kembali peningkatan penjualan mobil di Tanah Air.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Stagnasi pasar mobil baru di Indonesia bagaikan labirin yang penuh tantangan. Namun, dengan langkah strategis, kita bisa menemukan jalan keluar dan memacu kembali geliat industri otomotif," kata Yannes saat dihubungi Gooto pada Jumat, 12 Juli 2024.

Yannes menyarankan agar pemerintah bisa mengambil peran aktif dengan memberikan insentif pajak secara selektif, misalnya pajak penjualan atas barang mewah ditanggung pemerintah (PPnBM DTP), dan khususnya subsidi kendaraan ramah lingkungan untuk mendorong daya beli masyarakat.

"Juga menurunkan bea masuk sesuai peraturan perundangan yang meningkatkan TKDN (tingkat komponen dalam negeri), dan mempermudah impor komponen untuk meredam kenaikan harga mobil. Semua itu harus dilakukan dengan kolaborasi kuat lintas kementerian, tidak bisa dijalankan secara parsial, dan harus aktif dipantau dinamika yang terjadi," ujarnya menjelaskan.

Selain itu, untuk menekan harga harga mobil juga bisa dilakukan uppaya melalui relaksasi regulasi, fasilitasi impor komponen, dan pengendalian inflasi. Kemudian, Indonesia juga perlu membangun platform digital yang mengintegrasikan seluruh proses pembelian mobil, mulai dari pencarian informasi, pemesanan, hingga pembayaran.

"Hal ini dapat mengurangi biaya OPEX serta meningkatkan kemudahan dan kenyamanan bagi konsumen, juga mempercepat proses pembelian. Bisnis model ini jelas tidak mudah," kata Yannes.

Dosen di Program Studi Desain Produk ITB ini juga mengatakan bahwa industri otomotif Tanah Air perlu terus didorong untuk berinovasi dengan menghadirkan produk hemat energi dan ramah lingkungan. Selain itu, pabrikan otomotif di Indonesia juga perlu menawarkan skema pembiayaan menarik yang dapat menjangkau lebih banyak konsumen di range level middle income.

"Pemerintah juga perlu mendorong lembaga keuangan untuk memberikan program penundaan angsuran kredit bagi pembeli mobil baru. Hal ini dapat meringankan beban keuangan masyarakat dan mendorong minat pembelian," ujarnya.

Lebih lanjut, Yannes juga menyarankan agar pemerintah dan industri otomotif perlu menjalin kerja sama erat dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk lembaga keuangan, asosiasi industri, dan komunitas masyarakat, untuk merumuskan strategi yang terarah dan menjalankan program efektif.

"Industri otomotif dan dealer mobil juga dapat menawarkan promosi dan diskon menarik untuk menarik minat konsumen. Hal ini dapat berupa potongan harga, bonus aksesori, atau cicilan nol persen," tutur dia.

Terakhir, pemerintah dan pabrikan otomotif di Indonesia juga perlu memantau terus perkembangan pasar dan kondisi ekonomi agar strategi dan program yang diterapkan dapat diadaptasi dengan situasi yang dinamis. Hal itu juga perlu didukung dengan evaluasi terhadap dampak dari berbagai upaya yang dilakukan.

"Ini perlu dilakukan secara berkala untuk memastikan efektivitasnya dan melakukan penyesuaian bila diperlukan.Langkah strategis ini tentu tidak mudah dilakukan, jadi sangat penting untuk meningkatkan kolaborasi dan sinergi antara pemerintah, industri otomotif, lembaga keuangan, dan masyarakat," kata Yannes.

Kolaborasi berbagai pihak ini dapat dilakukan melalui pembentukan forum diskusi, program bersama, dan pertukaran informasi. Dengan komitmen yang kuat dan langkah-langkah terukur, diharapkan stagnasi pasar mobil baru di Tanah Air bisa teratasi.

"Semoga stagnasi pasar mobil baru dapat diatasi dan industri otomotif Indonesia dapat kembali meluncur di jalur pertumbuhan yang lebih baik lagi. Masa depan cerah menanti industri otomotif Indonesia, dan kuncinya terletak pada kerja sama dan sinergi dari semua pihak," ucap Yannes memungkasi.

Pilihan Editor: Kemenperin: GIIAS 2024 Bisa Tingkatkan Penjualan Mobil yang Tengah Lesu

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi