BYD Seal (Foto: BYD)
GOOTO.COM, Jakarta - Perusahaan konsultan global, AlixPartners mengatakan dari 137 merek mobil listrik Cina, hanya 19 persen yang akan menghasilkan laba pada tahun 2030. Ini artinya, hanya akan ada 1 dari 7 merek mobil Cina yang bisa meraup keuntungan pada akhir dekade ini.
Melansir laman Carscoops pada hari ini, Selasa, 16 Juli 2024, tingginya angka penyusutan diprediksi disebabkan oleh perang harga brutal yang telah berlangsung selama beberapa tahun terakhir di pasar domestik Cina. Perang harga tersebut masih belum ada tanda-tanda akan berakhir.
Perusahaan seperti BYD memiliki jenis margin yang memungkinkan mereka menekan harga terus-menerus. BYD bisa menekan para pesaingnya yang marginnya tidak begitu besar, tetapi terpaksa memangkas harga mereka sendiri agar tetap bersaing.
Perang harga tersebut telah merugikan sejumlah merek Cina, salah satunya WM Motor yang bangkrut pada tahun lalu. AlixPartners memperkirakan masih banyak lagi merek lain yang akan menyusul kebangkrutan WM Motor.
Para analis memperkirakan bahwa merek yang tidak dapat menghasilkan laba, akan dipaksa meninggalkan industri tersebut sepenuhnya atau mengubah haluan, dan hanya mengejar pangsa pasar mobil yang lebih kecil.
Sementara itu, perusahaan seperti BYD dan Tesla akan memperkuat posisi mereka. Bulan lalu, AlixPartners memperkirakan produsen mobil Cina akan menguasai 33 persen pangsa pasar mobil global pada tahun 2030.
Hanya saja, dalam laporan tersebut disebutkan bahwa untuk mencapai pangsa tersebut, para pekerja Cina di pabrik mobil bisa bekerja lembur lebih keras. Mereka diduga bisa bekerja hingga 140 jam tambahan setiap bulan.
Pilihan Editor: VinFast Auto Mulai Pembangunan Pabrik Perakitan Mobil Listriknya di Indonesia
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto