Ini Langkah GWM Cegah Pengguna Mobilnya Bertindak Arogan Saat Mengemudi
Reporter: Dicky Kurniawan
Editor: Rafif Rahedian
Jumat, 26 Juli 2024 07:00 WIB
GWM Tank 500. (GOOTO/ Erwan Hartawan)
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta - Marketing Director PT Inchape Indomobil Energi Baru (GWM Indonesia) Hari Arfianto mengatakan bahwa GWM Tank berpotensi menjadi mobil yang digunakan pengemudi arogan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bagaimana tidak, Tank 300 atau Tank 500 memiliki tampilan yang cukup tangguh dan agresif, sehingga berpotensi menimbulkan tindak arogansi pengemudinya. Sikap itu kerap terjadi di Indonesia untuk beberapa model mobil sekelas Tank 300 atau Tank 500.

Kendati demikian, Hari mengatakan bahwa situasi tersebut memang tidak bisa dihindari. Sebab, menurut dia karakter atau gaya mengemudi seseorang bukan menjadi wewenang pabrikan mobil atau agen pemegang merek (APM).

"Karena mobil itu bebas karakter, yang memberikan warna itu adalah penggunanya. Jadi, ya sama saja, yang bisa kami lakukan adalah bagaimana kami membantu, meng-enforce berkendara yang bertanggung jawab, karena karakter tidak kami atur, kami tidak punya jangkauan sejauh itu," kata Hari kepada Gooto saat ditemui di arena pameran GIIAS 2024.

Salah satu langkah yang bisa dilakukan GWM Indonesia adalah dengan menghadirkan sebuah mobil yang dilengkapi dengan fitur yang dapat menghindari pengemudinya bertindak arogan. Misalnya, penyematan fitur yang mengatur batas kecepatan agar pengguna mobil GWM tidak bisa kebut-kebutan di jalan raya.

"Kalau lewat batas kecepatan dia akan bunyi peringatan. Kemudian ada anti-collision, yang misalnya jaraknya sudah terlalu dekat, dia akan mengerem sendiri," ujarnya menjelaskan.

"Yang bisa kami lakukan adalah membuat mobilnya cukup cerdas untuk mengatur pengemudinya. Misalnya, di mobil itu ada fitur Lane Keeping Assist, pengemudi jadi enggak langsung belok secara tiba-tiba, sistem akan membaca dan kalau line-nya solid, dia akan dibalikkan lagi. Tapi kalau fitur itu dimatikan, kami tidak bisa mencegah, tapi mobilnya sudah cukup cerdas untuk berkendara yang baik," jelas Hari menambahkan.

Hari mengakui bahwa pengemudi yang arogan dapat berdampak pada citra merek, mobil, hingga memengaruhi penjualan dari mobil itu sendiri. Hal ini menjadi dilema bagi pabrikan atau APM karena tidak memiliki otoritas untuk mengatur perilaku mengemudi konsumennya.

"Kami tidak bisa mencegah, kami tidak punya otoritas yang cukup jauh untuk mengatur pengguna mobil kami. Sebagai upaya menangani itu semua adalah melalui teknologi dan fitur, terus kami juga mengedukasi cara berkendara yang baik seperti apa. Contoh, klub mobil, kami akan bikin klub Tank misalnya, kami akan kasih contoh cara berkendara yang baik," tutup dia.

Pilihan Editor: Mobil Listrik BYD M6 Meluncur di GIIAS 2024, Harga Mulai Rp 379 Juta

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi