Prediksi Gaikindo Populasi Mobil Hybrid Tembus 70 Ribu Disepanjang 2024
Reporter: Erwan Hartawan
Editor: Kusnadi Chahyono
Selasa, 30 Juli 2024 13:00 WIB
Nissan Serena e-POWER tampil di GIIAS 2024. (Foto: Gooto/Erwan Hartawan)
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta - Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi memprediksi populasi mobil hybrid akan terus meningkat. Bahkan dipercaya angkanya  tembus hingga 70 ribu unit hingga 2024.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Jadi kalau saya lihat mungkin mobil hybrid di akhir tahun bisa mencapai sekitar 65 ribu hingga 70 ribu unit, berarti ada peningkatan lagi," kata dia di ICE BSD City, Tangerang, Banten, Sabtu, 27 Juli 2024.

Yohannes menyebut, data populasi mobil hybrid terus meningkat setiap tahunnya. Tercatat jumlah kendaraan rendah emisi tersebut pada tahun 2022 sebanyak 10 ribu unit, dan melonjak drastis pada 2023 yang menyentuh angka 55 ribu unit.

Sementara tahun ini, tercatat populasi mobil hybrid telah mencapai nyaris 32 ribu unit hingga bulan Mei, ungkapnya. Kesadaran masyarakat akan keunggulan efisiensi mobil hybrid dalam hal konsumsi bahan bakar menjadi salah satu alasan utama mobil tersebut laris di pasar.

“Karena memang masyarakat sudah mulai menyadari bahwa yang namanya mobil hybrid itu lebih hemat bahan bakar fosil, dan emisi gas buangnya lebih baik. Harganya juga mulai berkompetisi,” kata Yohannes Nangoi.

Di sisi lain, pertumbuhan mobil listrik sepenuhnya atau Battery Electric Vehicle (BEV), tak segesit mobil hybrid. Meski begitu Yohanes menyebut tren penyebarannya terus meningkat dari tahun ke tahun.

Ia mencatat, penjualan mobil listrik pada 2022 mencapai 10 ribu, dan 17 ribu unit pada 2023. Kemudian hingga Mei 2024 penjualan mobil listrik telah mencapai 13 ribu unit.

“Perhitungan saya ekstrapolasi mungkin akhir tahun bisa mencapai angka 30 ribu unit (BEV), cukup bagus peningkatan, tapi memang dibandingkan dengan hybrid, hybrid jauh lebih meningkat,” imbuh Yohannes Nangoi.

Yohannes menjelaskan, salah satu penyebab pertumbuhan mobil listrik yang tak secepat mobil hybrid ialah ketersediaan infrastruktur dan harga jual yang masih relatif tinggi.

“Kenapa bisa begitu yang pertama adalah bahwa mobil listrik memerlukan infrastruktur khusus, kemudian yang berikutnya adalah bahwa harganya masih lebih tinggi daripada mobil biasanya, dan masyarakat masih memperhatikan dulu. Tapi semuanya membaik,” kata Yohannes Nangoi.

Pilihan Editor: Gaikindo Minta Aturan Wajib Asuransi Mobil Jangan Diterapkan Sekarang

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi