Pembatalan Insentif Mobil Hybrid Dianggap Bisa Pengaruhi Pasar
Reporter: Dicky Kurniawan
Editor: Rafif Rahedian
Kamis, 8 Agustus 2024 18:00 WIB
Toyota Yaris Cross, 16 Juni 2023. TEMPO/Dicky Kurniawan
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta - Pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung Yannes Martinus Pasaribu mengomentari soal batalnya pemberian insentif mobil hybrid dari pemerintah. Menurut dia, hal tersebut dapat memengaruhi pasar dan penjualan dari mobil hybrid itu sendiri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Mobil hybrid saat ini masih relatif mahal dibandingkan mobil konvensional. Tanpa adanya insentif, selisih harga ini akan semakin besar, membuat mobil hybrid kurang menarik bagi konsumen di segmen pasar terbesar Indonesia, yaitu kelompok masyarakat menengah-bawah, para calon pembeli LCGC," kata Yannes saat dihubungi Gooto.

Menurut Yannes, umum bagi pemerintah untuk membatalkan kebijakan menjelang transisi pemerintahan baru. Pada fase transisi ini, Yannes mengatakan bahwa biasanya menteri dan pejabat tinggi dianjurkan untuk tidak membuat kebijakan strategis baru yang dapat membawa perubahan besar.

"Hal ini untuk memastikan bahwa kebijakan tersebut mendapatkan dukungan penuh dari pemerintahan yang baru dan untuk menghindari kebijakan yang mungkin tidak sejalan dengan arah pemerintahan yang akan datang," ujar dia.

"Hal ini juga untuk memberikan waktu bagi pemerintahan baru untuk mengevaluasi berbagai kebijakan sebelumnya dan merumuskan kebijakan yang sesuai dengan visi dan misi mereka," tambah Yannes.

Diberitakan Gooto sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengonfirmasi bahwa pemerintah tidak akan menambah kebijakan baru di sektor otomotif tahun ini.

"Maka untuk otomotif, kebijakannya sudah dikeluarkan. Tidak ada perubahan kebijakan dan tambahan lain," kata Airlangga dalam konferensi Pertumbuhan Ekonomi Q2 2024 pada Senin, 5 Agustus 2024. 

"Sempat kemarin mereka menunggu apakah ada kebijakan baru atau tidak, jadi tentu ada yang menunggu. Namun pemerintah terus dengan kebijakan-kebijakan yang ada saja," ujarnya menambahkan.

Airlangga menilai bahwa penjualan mobil hybrid saat ini sudah baik dengan skema yang sudah berjalan sekarang. Penjualannya bahkan disebut dua kali lebih banyak dibandingkan penjualan mobil listrik murni.

"Tentu kami dorong bahwa electric vehicle ini yang harus didorong supaya lebih cepat lagi. Tapi dari pameran otomotif kemarin, hasilnya relatif bagus untuk kita mendorong penjualan," ujar Airlangga menjelaskan.

Pilihan Editor: Ekspor Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid Capai 2.200 Unit di Semester I 2024

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi