Jokowi: Kerugian Akibat Macet di Jabodetabek Bisa sampai Rp 100 Triliun
Reporter: Dicky Kurniawan
Editor: Rafif Rahedian
Rabu, 14 Agustus 2024 17:01 WIB
Presiden Joko Widodo menyampaikan pengarahan kepada kepala daerah seluruh Indonesia di Istana Negara, Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa 13 Agustus 2024. Dalam kesempatan itu Presiden Jokowi menekankan melalui pembangunan IKN, pemerintah ingin menunjukkan bahwa Indonesia memiliki kemampuan untuk membangun ibu kota negara sesuai keinginan dan desain pemerintah, meskipun memakan waktu yang cukup lama. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta - Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi mengungkapkan bahwa kerugian yang ditimbulkan dari kemacetan di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) mencapai Rp 100 triliun setiap tahunnya. Hal ini diungkapkan Jokowi saat membahas soal pengembangan MRT (moda raya terpadu).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kalau enggak ada MRT/LRT/kereta cepat, kita kehilangan setiap tahun Rp 65 triliun karena macet. Jabodetabek mungkin sudah di atas Rp 100 triliun," kata Jokowi sambutannya di Ibu Kota Nusantara (IKN), dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden pada hari ini, Rabu, 14 Agustus 2024.

Jokowi mengungkapkan bahwa MRT di Jakarta membutuhkan dana Rp 800 miliar setiap tahunnya untuk biaya operasional. Jika semua jalur telah rampung, biaya yang dikeluarkan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) bisa mencapai Rp 4 triliun.

"Pilih mana, Mending dibelikan LRT/MRT/kereta cepat atau uangnya hilang karena kemacetan setahun Rp 100 triliun," ujar orang nomor satu di Indonesia itu.

Sebelumnya, Kepala Unit Pengelola Sistem Jalan Berbayar Elektronik (SPBE) Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Zulkifli juga mengatakan hal senada dengan Jokowi. Menurut dia, kerugian akibat kemacetan di Jakarta tembus Rp 100 triliun per tahun.

Total proyeksi kerugian itu merupakan akumulasi dari konsumsi bahan bakar yang berlebih, kerugian waktu tempuh yang terkoreksi akibat macet, hingga dampak polusi yang ditimbulkan akibat pembakaran BBM.

"Rp 100 triliun itu dihitung biaya waktu perjalanan, kemudian ada kerugian polusi udara yang menyebabkan kesehatan terganggu, dan dia sakit dan itu bisa dihitung, external cost itu akan dihitung, itu total kerugian semua polusi udara, kesehatan, penurunan kualitas hidup, kemudian waktu tempuh, dan lain-lain," ujar Zulkifli, dikutip dari situs berita Antara.

Pilihan Editor: Ini Komentar Marc Marquez Perihal Pembalap Senior Jadi Wasit Baru di MotoGP 2025

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi