Pekerja tengah menyelesaikan perakitan konversi motor berbahan bakar bensin menjadi motor listrik di Bengkel Kerja Negara di Jakarta, Jumat 5 Januari 2024. Kendaraan yang sudah di konversi dapat menempuh jarak 60 km dengan kecepatan hingga 80 km/jam tersebut hanya memakan waktu 2 jam untuk pengkonversiannya dengan biaya sebesar Rp 14 juta. Tempo/Tony Hartawan
GOOTO.COM, Jakarta - Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) mengumumkan bahwa tidak semua motor listrik konversi bisa ikut dalam ajang balapan. Hanya yang sudah lulus uji tipe dan mendapatkan sertifikasi yang diperbolehkan ikut balapan.
"Kami ingin memastikan bahwa motor yang ikut balapan memenuhi standar keselamatan dan performa yang telah ditetapkan," kata Ketua Umum Aismoli Budi Setiyadi.
"Oleh karena itu, semua motor listrik konversi harus melalui proses uji tipe dan mendapatkan sertifikasi," tambah dia dalam keterangan resminya, dikutip Gooto hari ini, Selasa, 20 Agustus 2024.
Uji tipe yang dilakukan harus mencakup berbagai aspek, termasuk keamanan baterai, sistem pengereman, dan stabilitas motor saat dikendarai. Aismoli akan bekerja sama dengan pihak berwenang untuk melakukan inspeksi dan verifikasi terhadap motor listrik yang akan berpartisipasi di ajang balap.
"Kami ingin menjaga integritas dan kualitas ajang balap, sehingga hanya motor yang benar-benar memenuhi standar yang diizinkan untuk ikut serta," ucap Budi.
Dengan kebijakan ini, Aismoli berharap dapat menciptakan ajang balap yang aman dan berkualitas. Turunnya motor listrik konversi di ajang balap juga diharapkan dapat memicu minat masyarakat untuk mengadopsi motor listrik dalam kehidupan sehari-hari.
"Kami optimistis bahwa motor listrik akan menjadi pilihan utama di masa depan. Balapan adalah langkah kecil menuju tujuan besar tersebut," ujar Budi memungkasi.
Pilihan Editor: Mario Aji Jatuh Lagi di Moto2 Austria, Bagaimana Kondisinya?
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto
