Tesla Tak Jadi Investasi di Indonesia Gara-gara Listriknya Masih Berbasis Batu Bara
Reporter: Dicky Kurniawan
Editor: Rafif Rahedian
Rabu, 4 September 2024 09:00 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat temui CEO Tesla Inc. Elon Musk di pabrik perakitan kendaraan listrik Tesla Inc, di Austin, Texas, Amerika Serikat, 26 April 2022. Foto/Istimewa
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani mengungkapkan alasan Tesla tak jadi investasi di Indonesia. Menurut dia, alasannya karena tenaga listrik di Indonesia masih berbasis energi fosil.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Salah satu yang menyebabkan mereka mengalihkan investasinya bukan ke kita karena mereka bilang sebagai produsen EV tentunya semuanya ingin bersih menurut istilah mereka, tetapi mereka masuk ke kawasan industri di kita, namun energinya masih dari energi berbasis fosil seperti batu bara, maka tidak selaras dengan visinya mereka," kata Rosan, dikutip dari Tempo.co hari ini, Rabu, 4 September 2024.

Rosan mengungkapkan bahwa hal tersebut tidak bisa dipungkiri membuat Indonesia agak tertinggal. Kata dia, dengan adanya ketegangan antara Amerika Serikat dan Cina, Indonesia memang menjadi salah satu negara penikmat.

"Tapi belum besar, masih ada Vietnam, Malaysia, Thailand yang lebih banyak menikmati perpindahan investor ke negara-negara tersebut," kata dia.

"Salah satunya memang hal yang harus kita sempurnakan dari segi kemudahan berusaha, perizinan, kepastian hukum, yang merupakan salah satu pekerjaan rumah kita dan juga menarik mereka bilang di kita ini investasi yang ada diharapkan energinya itu EBT atau clean energy," ujarnya.

Rosan mencontohkan bahwa di Vietnam, negara dengan industrial park atau kawasan ekonomi yang sudah lebih dari 62 persen, menggunakan tenaga listrik berbasis energi bersih seperti hidro, tenaga surya, tenaga angin, dan sebagainya, karena hal tersebut merupakan tuntutan dari global.

Pilihan Editor: Pertalite Akan Dibatasi Mulai 1 Oktober 2024, Begini Mekanismenya

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi