Logo Toyota terlihat pada mobil hybrid Prius psds acara North American International Auto Show di Detroit, Michigan, AS (9/1). REUTERS/Mike Cassese
GOOTO.COM, Jakarta - Pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu mengatakan bahwa penurunan jumlah masyarakat kelas menengah bisa memberikan implikasi signifikan terhadap pasar otomotif nasional. PT Toyota Astra Motor (TAM) pun memberikan tanggapan terkait kondisi tersebut.
Menurut Marketing Director PT TAM Anton Jimmi Suwandy, meskipun ada potensi penurunan penjualan akibat turunnya jumlah masyarakat kelas menengah, namun Toyota yakin bahwa permintaan terhadap produk otomotif akan terus berkembang.
"Kami berusaha untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat, tidak hanya kelas menengah," kata Anton kepada Gooto hari ini, Rabu, 4 September 2024.
"Selain itu, kami juga melihat potensi besar dari segmen pasar lainnya dan Toyota akan terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan berbagai segmen konsumen di Indonesia," tambah dia.
Anton mengungkapkan bahwa Toyota terus menghadirkan inovasi, peningkatan kualitas layanan, dan penyediaan program pembiayaan yang kompetitif untuk bisa mendorong penjualan di Indonesia.
Untuk diketahui, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk kelas menengah pada 2019 tercatat 57,53 juta orang, kemudian turun di tahun 2021 menjadi 53,83 juta. Angka tersebut terus turun di tahun 2022 menjadi 49,51 juta.
Kemudian, angka itu turun lagi di tahun 2023 menjadi 48,27 juta orang, hingga di tahun ini angkanya menjadi 47,85 juta orang. Pandemi Covid-19 di tahun 2020 menjadi penyebab penurunan ini dan masyarakat kelas menengah tersebut masih belum berhasil pulih.
Pilihan Editor: Pertalite Akan Dibatasi Mulai 1 Oktober 2024, Begini Mekanismenya
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto