Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan saat menyampaikan pidato dalam peresmian pabrik bahan anoda baterai litium di Kawasan Ekonomi Khusus Kendal, Jawa Tengah pada Rabu, 7 Agustus 2024. Foto Tangkap Layar Sekretariat Presiden
GOOTO.COM, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa transisi energi secara bertahap bisa menghemat subsidi sebesar Rp 45 triliun hingga Rp 90 triliun per tahun.
Transisi itu mencakup penghentian operasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya di Cilegon, penerapan standar emisi karbon kepada pelaku industri, dan mendorong penggunaan kendaraan listrik.
"Itu (Rp 45 triliun - Rp 90 triliun) angka yang sangat besar dan kita bisa gunakan untuk kepentingan yang lebih banyak lagi ke depan," kata Luhut, dikutip dari Antara hari ini, Rabu, 4 September 2024.
Luhut menuturkan bahwa selama ini pemerintah harus mengeluarkan dana sebesar Rp 38 triliun untuk biaya berobat masyarakat akibat polusi udara. Sementara itu, lewat transisi energi, pemerintah diharapkan bisa mengatasi permasalahan polusi udara di Indonesia, khususnya di Jakarta.
"Kita juga belajar dari Cina yang mereka berhasil dalam (mengatasi masalah) polusi udara ini," ujar dia.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa alokasi anggaran ketahanan energi yang disiapkan pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 mencapai Rp 421,7 triliun. Subsidi dan kompensasi energi disiapkan pagu sebesar Rp 394,3 triliun.
Pilihan Editor: Pertalite Akan Dibatasi Mulai 1 Oktober 2024, Begini Mekanismenya
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto