GOOTO.COM, Jakarta - Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam mengatakan bahwa selain mobil listrik murni, mobil hybrid dan bioetanol bisa membantu pemerintah untuk menurunkan emisi pada 2030.

"Indonesia sangat luar biasa dan kaya energi, berpotensi tinggi mengembangkan bioetanol ke depannya. Mobil hybrid dan bioetanol, salah satunya, dapat menjadi solusi menurunkan emisi di 2030," kata Bob saat ditemui di Pabrik TMMIN di Karawang, Jawa Barat pada Kamis, 5 September 2024.

Bila mengacu pada data Dewan Energi Nasional (DEN), energi yang digunakan di Indonesia hingga 2023 masih didominasi batu bara dengan besaran 40,46 persen.

Kemudian, terbesar kedua adalah minyak bumi sebesar 30,18 persen dan gas bumi 16,28 persen, sementara Energi Baru Terbarukan (EBT) masih berada di angka 13,09 persen.

Bob mengatakan bahwa target untuk bisa mengurangi emisi karbon sebesar 41 persen di tahun 2030 tidak hanya bisa dilakukan dengan penggunaan mobil listrik saja. Menurut dia, mobil hybrid dan bioetanol juga bisa menjadi solusi alternatif pengurangan emisi tersebut.

"Kita punya begitu banyak sumber energi-energi yang bisa dikonversi menjadi etanol, kemudian biosolar, kemudian juga hidrogen jangan lupa," ujar dia.

"Kita punya banyak bio massa yang bisa diubah menjadi hidrogen, jadi kita bisa membuat hidrogen dengan sumber kita sendiri. Ini yang menurut saya harus dikembangkan ke depannya. Kami ingin merubah otomotif itu, dari negative cycle menjadi positive cycle," tambahnya.

Toyota Indonesia sendiri telah menggelar uji coba bahan bakar alternatif bioetanol melalui model Fortuner FFV (Flexy Fuel Vehicle) dan Kijang Innova Hybrid FFV.

Uji coba yang dilakukan bersama Pertamina ini menggunakan bioetanol yang bersumber dari batang tanaman sorgum.

Pilihan Editor: Paus Fransiskus Naik Kijang Innova Zenix di Indonesia, Begini Respons Toyota

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto