Pengamat: Insentif dan Industrialisasi Bisa Tingkatkan Sektor Otomotif
Reporter: Dicky Kurniawan
Editor: Rafif Rahedian
Senin, 9 September 2024 06:00 WIB
Wakil Presiden Ma'ruf Amin (tengah) didampingi Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (keempat kanan) mengunjungi ruang pamer Wuling usai membuka pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis 18 Juli 2024 Pameran yang berlangsung 18 - 28 Juli 2024 itu diikuti lebih dari 55 merek otomotif global yang terdiri 30 merek kendaraan penumpang, 5 kendaraan komersil dan 20 merek sepeda motor anggota GAIKINDO serta menghadirkan produk mobil baru dan konsep. TEMPO/Tony Hartawan
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta - Pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu mengatakan, perlu adanya insentif dan industrialisasi agar sektor otomotif bisa kembali bangkit setelah dalam beberapa tahun terakhir mengalami penurunan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Yannes menilai bahwa insentif dan industrialisasi merupakan jalan bagi sektor otomotif untuk keluar dari keterpurukan. Hal ini disebabkan penurunan penduduk kelas menengah di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.

"Jelas, (insentif dan industrialisasi) pasar otomotif nasional akan berpengaruh besar," kata Yannes, dikutip dari Antara pada hari ini, Senin, 9 September 2024.

Yannes mengungkapkan bahwa penurunan masyarakat kelas menengah telah dirasakan sektor otomotif nasional selama 15 tahun terakhir. Ini ditandai dengan pangsa pasar dan penjualan mobil menurun, meskipun sudah ada campur tangan dari pemangku kepentingan.

Sejumlah pameran otomotif berskala internasional di Indonesia juga telah digelar dengan harapan bisa mendongkrak industri otomotif. Hanya saja, Yannes menilai bahwa hal tersebut belum cukup untuk meningkatkan penjualan yang berkesinambungan.

"Kita sudah 15 tahun terakhir turun terus, sliding terus. Berbagai upaya sudah dilakukan, Gaikindo sudah buat acara GIIAS dan semacamnya. Ketika acara GIIAS melonjak, setelahnya pasti turun lagi, kita turun terus," ujarnya.

Prinsip ekonomi berorientasi industrialisasi, menurut Yannes, adalah produksi, bukan konsumsi. Contoh industrialisasi adalah nikel, yang nilai jualnya dapat 150 kali lipat lebih tinggi jika telah diolah dari hulu hingga hilir, bahkan menjadi sebuah baterai kendaraan, dibandingkan bahan baku mentah.

Pilihan Editor: Sejarah Baru, 2 Pembalap Indonesia Naik Podium di WorldSSP300 Prancis 2024

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi