Peneliti Temukan Metode Daur Ulang Baterai EV yang Lebih Murah
Reporter: Dicky Kurniawan
Editor: Rafif Rahedian
Kamis, 19 September 2024 18:00 WIB
Bosch melalui perusahaan Battery Lifecycle Company akan mendaur ulang hingga 15.000 metric ton material baterai. (Foto: Bosch)
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta - Daur ulang baterai sudah ada sejak lama, tetapi prosesnya selalu sangat padat energi, dan akibatnya menjadi mahal. Namun, baru-baru ini telah ditemukan metode daur ulang yang jauh lebih efisien dan lebih hemat biaya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Melansir laman Rideapart hari ini, Kamis, 19 September 2024, peneliti dari Rice University di Houston, Texas, memelopori metode baru untuk mengekstraksi bahan aktif murni dari limbah baterai. 

Temuan baru ini mungkin akan merevolusi baterai kendaraan listrik. Tidak hanya dengan mengurangi limbah terkait dengan baterai kendaraan listrik yang habis, tetapi juga dengan penurunan biaya secara keseluruhan.

Tentu saja, ketika biaya yang dikeluarkan produsen untuk memproduksi barang lebih murah, penghematan tersebut juga akan dirasakan konsumen. Jelas itu akan menjadi hal baik bagi mereka yang mengharapkan kendaraan listrik lebih terjangkau.

Peneliti Rice University mengusulkan bahwa sifat-sifat magnetik dapat menangani pemisahan dan pemurnian baterai yang sudah habis. Metode yang digunakan adalah pemanasan Joule kilat bebas pelarut atau FJH. 

Proses ini melewati arus listrik melalui material yang cukup resistif untuk memanaskannya dengan cepat dan mengubahnya menjadi zat lain. Secara awam, memang metode ini sulit untuk dimengerti.

Para peneliti menemukan bahwa pemanasan cepat limbah baterai hingga 2.500 Kelvin menciptakan fitur unik dengan cangkang magnetik dan struktur inti stabil, sehingga menghasilkan pemisahan lebih mudah dan pemurnian yang efisien.

Hebatnya lagi, metode ini memungkinkan kobalt menunjukkan sifat magnet, sehingga memungkinkan pemisahan yang mudah dan penggunaan kembali pada baterai baru. Menurut para peneliti, FJH menghasilkan hasil pemulihhan logam baterai yang sangat tinggi, yakni sebesar 98 persen.

Banyak sekali greenwashing yang dihasilkan kendaraan listrik. Namun faktanya, produksi kendaraan listrik, terutama baterainya, juga menyebabkan banyak kerusakan pada lingkungan. Mulai dari penambangan yang meluas hingga limbah baterai yang mencapai berton-ton.

Namun, penemuan metode baru yang berfokus pada keberlanjutan dan ekonomi sirkular, bisa menjadi kabar baik di industri EV. Lebih sedikit limbah, berarti lebih banyak baterai habis yang dapat didaur ulang dan digunakan untuk membuat baterai baru.

Pilihan Editor: 20 Mobil Listrik Terlaris di Agustus 2024, BYD Seal Teratas

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi