Rolls-Royce kembali menghadirkan kejutan dengan merilis Phantom Scintilla di Monterey Car Week tahun ini. Sebagai bagian dari ulang tahun ke-120 merek tersebut, Phantom ini memberi penghormatan kepada Spirit of Ecstasy yang telah menjadi simbol abadi kemewahan Rolls-Royce dan muncul di berbagai mobil mulai dari Cullinan hingga Ghost. FOTO/topgear.com
GOOTO.COM, Jakarta - Rolls-Royce berencana untuk menghentikan mobil internal combustion engine (ICE) setelah tahun 2031. Setelah itu, pabrikan mobil mewah asal Inggris ini memilih fokus ke mobil listrik dan mengaku ogah masuk ke segmen hybrid.
"Mobil hibrida bukanlah sesuatu yang kami bayangkan," kata Kepala Eksekutif Rolls-Royce Chris Brownridge, dikutip dari laman Carscoops pada hari ini, Jumat, 4 Oktober 2024.
Rolls-Royce menyebut mobil hybrid sebagai waftability, sebuah istilah yang digunakan pabrikan mobil itu untuk menggambarkan pengalaman berkendara yang mulus dan mudah yang diberikan mobilnya. Ini merupakan sensasi melaju di jalan dengan sedikit tenaga, di mana suspensi, akselerasi yang kuat namun halus, dan insulasi suara tingkat atas membuat perjalanan terasa hampir seperti di udara.
Rolls-Royce tampak yakni bahwa kendaraan listrik bertenaga baterai adalah masa depannya. Meskipun Spectre saat ini merupakan satu-satunya kendaraan listriknya, mobil ini akan segera dilengkapi dengan crossover ukuran penuh dan pengganti Phantom bertenaga listrik dalam beberapa tahun mmendatang.
Pabrikan mobil mewah ini kemudian akan siap untuk menghentikan produksi model pembakaran internalnya setelah model 2031. Namun, waktu penghentian model ICE ini disebut Brownridge akan fleksibel.
"Kami memiliki kemampuan untuk beralih sepenuhnya ke kendaraan listrik pada tahun 2030, tetapi kami akan dipimpin oleh klien kami. Berbagai wilayah di dunia akan mengalami kemajuan dalam hal sistem penggerak pada tingkat yang berbeda, jadi penting bagi kami untuk mengakomodasi hal itu," ujarnya.
Tidak seperti kebanyakan pabrikan mobil yang fokus mengejar volume penjualan, Rolls-Royce memilih fokus menikmati kemewahan mobil dan tidak perlu mengejar penjualan yang tinggi. Tahun lalu saja, perusahaan menjual sekitar 6.000 unit dan Brownridge mengaku tidak ada target untuk meningkatkan penjualan tersebut.
"Kami berfokus pada peningkatan nilai bagi klien kami, dengan meningkatkan penawaran khusus, yang memungkinkan kustomisasi ekstensif kendaraan baru," ucap dia.
Misalnya pada model Spectre elektrik, di mana 75 persen sampai 80 persen pesanan awal memiliki kustomisasi yang signifikan. Hal ini telah mendorong harga transaksi rata-rata menjadi sekitar $ 550.000 (Rp 8,4 miliar), sekitar 30 persen lebih tinggi dari harga eceran dasar mobil.
Pilihan Editor: Marc Marquez: Penggunaan APAR di MotoGP Mandalika Malah Merusak Motor
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto