Pengendara sepeda motor melintas di dekat papan informasi harga BBM di salah satu SPBU kawasan Kuningan Timur, Jakarta, Selasa 1 Oktober 2024. PT Pertamina (Persero) melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi jenis Pertamax dari Rp12.950 per liter menjadi Rp12.100 per liter, Pertamax Green 95 dari Rp13.650 per liter menjadi Rp12.700 per liter, Pertamax Turbo dari Rp14.470 per liter menjadi Rp13.250 per liter, Dexlite dari Rp14.050 per liter menjadi Rp12.700 per liter, dan Pertamina Dex dari Rp14.550 per liter menjadi Rp13.150 per liter yang berlaku per 1 Oktober 2024. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
GOOTO.COM, Jakarta - Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Sigit Kumala mengomentari soal wacana pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi oleh pemerintah. Sigit hanya berharap wacana tersebut tidak berdampak besar terhadap industri sepeda motor Tanah Air.
"Saya enggak tahu nilainya berapa, pembatasannya seperti apa. Mudah-mudahan jangan sampai terlalu berpengaruh terhadap bisnis kita," kata Sigit saat ditemui di Jakarta, Kamis, 3 Oktober 2024.
Sigit menuturkan bahwa bisnis kendaraan roda dua ini melibatkan banyak pihak. Oleh sebab itu, pemerintah perlu mempertimbangkan lebih lanjut sebelum diberlakukan.
"Kalau mengenai kebijakan itu perlu dipikirkan dari semua sisi. Jangan sampai ada yang dirugikan," ujarnya.
Sebelumnya, Pemerintah membatalkan rencana pembatasan BBM bersubsidi mulai 1 Oktober 2024. Saat ini pembelian BBM subsidi masih bisa dilakukan meskipun belum memiliki QR Code.
Meski demikian, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari mengimbau agar masyarakat yang belum memiliki QR Code, untuk segera mendaftarkan diri.
"Pendaftaran konsumen bisa dilakukan secara cepat dan dapat dibantu oleh pihak SPBU," kata Heppy, dikutip dari Tempo.co.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, batalnya rencana pembatasan BBM subsidi ini disebabkan belum siapnya pemerintah dalam mengimplementasikan kebijakan ini. Dia mengatakan bahwa pemerintah masih membahas aturan pengetatan agar lebih tepat sasaran dan berkeadilan.
"Apa yang saya maksud keadilan? Targetnya adalah bagaimana subsidi yang diturunkan BBM itu tepat sasaran. Jangan sampai tidak tepat sasaran," ujar Bahlil.
Pilihan Editor: Marc Marquez: Penggunaan APAR di MotoGP Mandalika Malah Merusak Motor
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto