Alasan Tarif Impor EV Cina di Uni Eropa Perlu Dipertimbangkan
Reporter: Dicky Kurniawan
Editor: Rafif Rahedian
Senin, 7 Oktober 2024 07:00 WIB
Produsen smartphone ternama asal Cina, Huawei, menunjukkan keseriusannya memasuki industri kendaraan listrik dunia dengan meluncurkan Huawei Aito M5. Ini adalah mobil kedua yang diluncurkan Huawei setelah sebelumnya merilis SF5. Huawei Aito M5 menggunakan jenis powertrain plug-in hybrid. techzle.com
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta - CEO Volkswagen Oliver Blume mengatakan bahwa Uni Eropa harus mempertimbangkan penyesuaian tarif impor terhadap kendaraan listrik Cina, guna memberikan kelonggaran bagi investasi yang dilakukan di Eropa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Daripada tarif yang menghukum, ini seharusnya tentang saling memberi kredit atas investasi. Mereka yang berinvestasi, menciptakan lapangan kerja, dan bekerja sama dengan perusahaan lokal harus diuntungkan dengan tarif," kata Blume, dikutip dari laman Reuters hari ini, Senin, 7 Oktober 2024.

Seperti diketahui, Uni Eropa tetap memberlakukan tarif terhadap kendaraan listrik buatan Cina. Rencana ini tetap berlanjut meskipun negara dengan ekonomi terbesar di UE, Jerman, menolak rencana itu.

Bea masuk yang diusulkan pada kendaraan listrik buatan Cina mencapai 45 persen. Ini akan membebani produsen mobil hingga miliaran dolar untuk membawa mobil ke blok tersebut dan akan diberlakukan mulai bulan depan selama lima tahun.

Komisi Eropa telah mengatakan bahwa mereka akan melawan hal yang dianggapnya sebagai subsidi Cina yang tidak adil setelah penyelidikan anti-subsidi selama setahun. Mereka juga akan melanjutkan pembicaraan dengan Beijing.

Blume sendiri mengatakan bahwa akan ada risiko dari pemberlakuan tarif mobil listrik Cina ini, yang akan merugikan produsen mobil Eropa. 

Pilihan Editor: Hasil MotoGP Jepang 2024: Bagnaia Juara, Marc Marquez Podium Lagi

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi