Mobil listrik jenis SUV, Avatr 11, sudah siap produksi massal di Cina. Avatr adalah koalisi pabrikan otomotif Changan, raksasa baterai CATL dan perusahaan teknologi Huawei. Foto : Arenaev
GOOTO.COM, Jakarta - Saat ini Uni Eropa semakin dekat untuk mengenakan tarif impor besar pada kendaraan listrik Cina. Negeri Tirai Bambu itu akan mengenakan tarif impor kendaraan berbahan bakar berkapasitas besar.
"Kami akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi hak dan kepentingan sah industri dan perusahaan Tiongkok," kata salah seorang juru bicara Pemerintah Tiongkok, dikutip dari Carscoops hari ini, Minggu, 13 Oktober 2024.
Tidak hanya itu, Kementerian Perdagangan Tiongkok juga akan memberlakukan tarif tinggi terhadap produk brendi dari UE. Aturan baru itu mengenakan tarif impor sebesar 30,6 persen hingga 39,0 persen.
Pemerintah mengatakan tindakan tersebut merupakan respons terhadap investigasi yang menemukan bahwa industri brendi dalam negeri terancam mengalami kerugian besar akibat impor Eropa.
Tidak hanya itu, Pemerintah Tiongkok juga diketahui sedang menyelidiki anti-dumping dan anti-subsidi terkait impor daging babi dan susu dari Eropa. Mereka mengatakan bahwa penyelidikan ini terus berlanjut dengan sepenuhnya melindungi hak-hak semua pemangku kepentingan dan membuat keputusan objektif serta adil berdasarkan hasil penyelidikan.
Seorang juru bicara Pemerintah Cina mengatakan bahwa Tingkok dengan tegas menentang praktif proteksionis UE yang tidak adil, tidak patuh, dan tidak masuk akal. Tiongkok menilai bahwa tindakan pengenaan tarif impor kendaraan listrik Cina oleh UE ini melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia.
"Memberlakukan tarif tidak akan menyelesaikan masalah apa pun. Tiongkok akan mengambil semua tindakan untuk melindungi kepentingan perusahaan-perusahaan Tiongkok dengan tegas," ucap juru bicara tersebut.
Pilihan Editor: 4 Pembalap yang Masih Berpeluang Juara MotoGP 2024
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto