Bos Stellantis: Eropa Kelebihan Stok Mobil Listrik Cina
Reporter: Dicky Kurniawan
Editor: Rafif Rahedian
Sabtu, 19 Oktober 2024 10:00 WIB
Produsen mobil Cina, Maxus menampilkan mobil MPV Listriknya, Mifa 9 di pameran GIIAS 2023 di ICE BSD, Serpong, Tangerang, Banten, Senin 14 Agustus 2023. Mobil listrik tersebut masuk dalam segmen MPV premium 7 seater yang diklaim menghadirkan kemewahan bagi seluruh penumpang. Kabinnya juga dinilai hening dan nyaman dalam berbagai kondisi lalu lintas. TEMPO/Fardi Bestari
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta - Bos Stellantis Carlos Tavares mengatakan bahwa Eropa tengah mengalami krisis kelebihan kapasitas mobil listrik Cina. Hal ini menyebabkan beberapa produsen mobil lokal di sana terpaksa menutup pabriknya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tavares mengatakan bahwa penyebabnya buka hanya permintaan yang lemah atau pergeseran pasar, tetapi masuk masuknya produsen kendaraan listrik Cina membangun pabrik di Eropa untuk menghindari bea masuk kendaraan.

"Hal ini meningkatkan kelebihan kapasitas sistem manufaktur di Eropa. Cara menghindari bea cukai adalah dengan membangun di Eropa," kata Tavares, dikutip dari Carscoops pada hari ini, Jumat, 18 Oktober 2024.

Negara-negara anggota Uni Eropa baru-baru ini mendukung peningkatan tajam bea masuk untuk kendaraan listrik buatan Cina, guna melawan subsidi tidak adil yang diberikan Pemerintah Cina. Akan tetapi, banyak merek Cina yang menghindari bea tersebut dengan mengalihkan produksi ke Eropa.

Misalnya, BYD yang berinvestasi besar di Eropa. Wakil Presiden Eksekutif BYD Stella Li mengatakan bahwa mayoritas kendaraan listrik mereka untuk pasar Eropa akan diproduksi di pabrik di Hungaria. BYD akan mengambil suku cadang dari sebanyak mungkin pemasok Eropa dan hanya mengimpor sel baterai dari Cina.

Tavares khawatir akan semakin banyak merek Cina yang membuka cabang di Eropa. Namun, dia yakin pabrikan Tiongkok tidak akan membuka pabrik di Jerman, Prancis, dan Italia, karena negara itu tidak menawarkan keuntungan biaya yang sama seperti di negara-negara kecil seperti Hungaria.

"Produsen mobil Cina tidak akan pergi ke Jerman, Prancis, atau Italia untuk membuat mobil mereka, karena mereka akan mengalami kerugian biaya di sana, mulai dari biaya energi," ujar Tavares.

Pilihan Editor: Jangan Kelamaan di Rest Area, Kartu e-Toll Ternyata Bisa Kedaluwarsa

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi